Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[ Tantangan Menulis Novel 100 Hari FC ] Mendulang Asa di Bumi Borneo /8/

2 April 2016   21:15 Diperbarui: 2 April 2016   21:24 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dwi yang diikuti dari belakang diam saja, malah ikut duduk di beranda dan mencomot pisang sanggar yang masih terhidang di piring bersama dengan petis pedasnya. Dwi hanya tersenyum saja sambil menikmati pisang sanggar.

Sang gadis yang merasa tidak dianggap, tanpa malu-malu masih saja nerocos sambil berdiri bersandar pada tiang rumah.

“Mas…kenapa diam saja…ulun masih pacar pian kan…jawab Mas…”

Imoeng yang merasa risih anak laki-lakinya dikejar-kejar gadis, apalagi Dwi tampak cuek begitu langsung menegur anaknya.

“Eeeii…ada apa kalian…Dwi ! kenapa kamu cuek begitu diajak ngomong Aluh..?”

“Tanya Aluh Buk…kenapa dia ngejar-ngejar gitu,aku gak apa-apa kok “ dalih Dwi pada ibunya.

“Iya..tuh Buk..ae…anak piyan, semalam bilangnya cinta sama ulun, eeh tadi aku melihatnya berduaan sama Riska makan bakso , ulun kadak terima Buk..ae..”

“Sudah-sudah…sini duduk dulu…makan sanggar tuuh..”

“Kadak mau Buk…sebelum Mas Dwi memberi jawaban “

" Udah ulun bilang..kadadak..apa-apa Riska, sidin hanya minta traktir hanja…”

“Kadak percaya Mas…napa pian megang-megang tangan sidin jua..”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun