Tidak mungkin kan aku mengatakan tidak baik-baik saja ke Nana? Walaupun kami teman satu markas di BEM rasanya enggan saja memperlihatkan masalah pribadi dengannya.
"Mau ku bantu skripsian? Kayaknya Latar Belakang susah banget ya kak?"
Lagi-lagi ia mengingatkanku pada kegiatan yang sudah sejak kemarin belum rampung ku buat. Aku meraup wajahku dan memegang kepala yang pusing, cukup lelah dengan semua ini.
"Are you okay?" ucapnya cemas
Tangan gadis itu bergerak memegang lenganku, dan aku mengangguk pelan. Aku kembali memandang wajah polosnya dan tersenyum sekilas.
"I'm okay, thanks ya Na udah khawatir hehe"
"Beneran baik-baik aja kan? Kalau memang ada masalah cerita aja kak.. Nana pasti dengerin kok. Serius"
Aku tertawa kecil lalu berkata "Gak kok Na, Â Kakak baik-baik aja.." tidak mau berlama-lama disini aku menutup laptop ku dan membereskan buku di meja lalu memasukkan ke ransel yang ku bawa.
"Loh udah selesai emang?" tanya Nana
"Kaka baru ingat ada bimbingan sama Pak Deni sekarang, kakak duluan gak apa-apa kan?" Ucapku lalu menggendong tas ranselku
Gadis itu kembali tersenyum kali ini lebih teduh dari sebelumnya. Tapi aku hanya membalas dengan lambaian tangan setelah ia melambaikan tangannya juga padaku.