Ahmad : Dar, Dar, Kosim itu ingin sepatu bukan sekolah.
Bapak : cari uang di mana buat sekolah? apa yang harus aku lakukan? (menunduk)
Ahmad : sekolah, sekolah, sekolah, sebenarnya yang ingin sekolah itu kau apa Kosim! Orang Kosim minta sepatu, kau bersikeras mau menyekolahkannya... kalau kau tak punya duid buat Kosim sekolah, setidaknya kau cari duid dulu lah buat Kosim beli sepatu.... pusing, pusing, kau ini bikin aku pusing saja Dar, (beranjak pergi sambil menaruh uang di meja) ini jatah kau minggu ini...
(bapak bangkit dan memungut uang yang dicecerkan ahmad di meja, lalu melihat kesekeliling ruangan, ia tiba tiba tersenyum saat melihat sebuah toples kaca kecil yang sudah usang, bapak memungutnya, Â memasukan uang itu kedalam toples, dan mengelus elus toples tersebut dengan senang)
Adegan 3
(Kosim duduk dengan marah di pinggir trotoar, Jamal menghampiri)
Jamal : jarang kulihat kau akhir akhir ini, kemana saja kau kawan?
Kosim : bapakku itu keterlaluan, setiap siang kulihat dia duduk duduk di pasar, lalu malamnya tak pulang, subuh pulang  kutanya dia hanya menggangkat bahu dan pergi tidur tiduran di dipan, sementara aku jalan kesana kemari memulung dan mengumpulkan uang untuk makan,
Jamal : ah masa si sim?
Kosim : lalu kalau aku bertanya ke mana uang yang aku kumpulkan hasil memulung, dia hanya berkata untuk makan, untuk makan, untuk makan, heran saja aku kenapa aku dan bapak tidak segemuk babi jika setiap uang yang kami punyai di pakai untuk makan.
Jamal : hei sim masa kau katai bapak mu babi