Mohon tunggu...
Sona Adiansyah
Sona Adiansyah Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

IQRO'

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jalan Berliku Aktivis Sosial

6 September 2022   22:33 Diperbarui: 9 Februari 2024   22:49 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhasil, atas beberapa rentetan peristiwa mulai memantik saya untuk menjadi aktivis yang utuh dalam gerakan mahasiswa. Meski, pernah beberapa kali mengalami pendarahan hebat, koma dan trauma.

Selanjutnya, berbagai rentetan persoalan juga pernah saya dampingi bersama kawan-kawan lainnya di komunitas tersebut. Bermula mengadvokasi petani, anak-anak marjinal, pekerja pabrik dan persoalan lainnya.

Prinsipnya, pendampingan masyarakat merupakan perihal prioritas ketika saya memilih jalan berliku menjadi aktivis sosial. Puncaknya, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) beberapa tahun lalu (2012) di Istana Merdeka (Jakarta).

Saya, bersama kawan 53 (Lima Puluh Tiga) Mahasiswa lainnya tergabung dalam Konsolidasi Mahasiswa Nasional Indonesia (KONAMI). Berinisiatif, untuk melakukan aksi demontrasi. Namun, nasib berkata malang semuanya di tahan selama 3 (tiga) hari sel tahanan sementara. Meskipun, hanya sebatas tersangka tapi tidak sampai ke tahap narapidana.

Akhir cerita, tepatnya 28 Mei 2016 saya dinyatakan lulus tanpa syarat dari kampus. Serta, di bulan berikutnya sesuai harapan toga dan wisuda bukan sebuah mimpi. Setelah, bekerja cukup lama menyelesaikan istilah skripsi nuansanya kedaulatan rakyat; “Perubahan Sosial dan Konflik Komunitas Agama di Kabupaten Kulonprogo (Studi Kasus Komunitas Agama di Kecamatan Temon).”

Akhir perjalanan, saya sebagai aktivis mahasiswa bukan berarti menyatakan berhenti menjadi aktivis sosial.

Singkat cerita, di suatu pagi. “Mas, izin pamit.” Ucapku, “Mau kemana son ?” Sahut, mas agus. “Iya, mau pulang ke sumatera di Riau rumahku.” Jawabku, “Kok, secepat itu kamu ingin pulang ke kampung halaman,” Pertanyaan, mas agus. “Rindu, masakan mama mas.”

Akhir, kalimat di sebuah paragraf. Pengalaman, itulah aku dan faktanya tulus ikhlas melakukan hal-hal positif untuk bangsa maupun negara. Berawal mulai membaca, mencoba menganalisa dan menulisnya dalam berbagai bentuk cerita.

Sedikit catatan bagi kawan tersebar di seluruh negeri. Semoga, konco sedulur kabeh di anugerahi sehat walafiat. Mengabadikan diri terhadap apa yang pernah menjadi tunjuk ajar, bumi manusia Indonesia bagiku jalan berliku.

Bukankah, menjadi aktivis sosial sesuatu pekerjaan berat dilakukan ? Berkat, kegigihan penempaan cukup lama dalam realitas sosial. Alhasil, beberapa diantara kawan telah mampu dengan cermat melewati fase itu.

Selanjutnya, bermetamorfosa suatu bahtera kehidupan lebih baik. Ada yang menjadi seorang jaksa, pengacara, pengusaha, karyawan swasta, abdi negara dan bestatus pejabat lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun