Kesimpulannya, jalan berliku menjadi aktivis sosial bukan sesuatu yang menakutkan teruntuk mahasiswa kekinian. Melainkan, jalan wajib di tempuh pondasi pribadi estafet sebuah bangsa dalam memiliki identitas kejujuran yang kuat, keberanian berkata cinta seadil-adilnya dan kesetiaan teruji versi tatanan sosial.
Renungan sebuah kantor, “Tur, apa motivasimu bisa duduk di sebuah kursi bagiku terkadang terlihat dingin. Akan tetapi, ada masanya bersifat aura panas.” Tanyaku, saat kita bertemu. Jawabnya, “Bukankah, gerombolan semut bergotong-royong dalam mempertahankan hidup. Sebaliknya, kita bicara soal mempertahankan bangsa ini harus tetap hidup sembari menyelam dan meneguk air. Tapi, ingat eks aktivis sosial. Jangan, pernah bermain-main dalam sebuah mandat (UUD 1945, Kedaulatan Rakyat).”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H