Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Semburat Memar Malam di Pulau Terpencil

19 September 2024   15:42 Diperbarui: 19 September 2024   15:42 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kondisi setengah sadar, Bimo akhirnya oleh warga dimasukkan ke beberapa sarung yang melilit tubuhnya dan dipikul dengan sebatang bambu yang baru ditebang. Dengan cara itu, dipikul
ke rumah sakit.

Peralatan medis yang minim di rumah sakit kecil itu tak bisa memberikan banyak pertolongan.
Memar di tubuhnya terlalu banyak, dan berhari-hari kesadarannya tak kunjung kembali. Dokter Bimo kini terbaring di ICU, tak berdaya di rumah sakit tempat ia mengabdi.

-----

Dalam ketidaksadarannya, Dokter Bimo tenggelam dalam mimpi yang tak jelas namun penuh makna.

Dia mendapati dirinya berada di sebuah kota yang aneh, penuh dengan kilauan cahaya dan misteri. Itu adalah Kota Ajaib: Misteri Pedang Kristal. Di tangannya, ia memegang pedang bercahaya, seolah-olah pedang itu menyimpan rahasia tentang hidupnya.

Langkah kakinya kemudian membawanya ke sebuah jalan sempit, di mana hujan turun deras.
Di bawah hujan itu, ada seorang wanita yang tersenyum lembut kepadanya. Hatinya tersentuh oleh Cinta di Bawah Hujan: Perjalanan Hatiku. Namun, sebelum Bimo bisa mendekatinya, bayangan wanita itu memudar, menjadi Bayangan Malam: Rahasia di Balik Jendela. Bimo pun kembali sendirian.

Dia berjalan tanpa arah, sampai tiba-tiba dia berada di hadapan istana besar. Di depan istana itu berdiri seorang ratu yang anggun.

"Selamat datang di Ratu Kekaisaran: Kisah Sejarah Dinasti Ming," kata sang ratu dengan suara lembut namun berwibawa. Bimo merasa terpanggil untuk mencari jawaban di dalam istana itu, tetapi sebelum ia sempat memasuki pintunya, tubuhnya terseret oleh ombak besar.

Sekarang dia berada di sebuah pantai terpencil, di mana senja berwarna merah keemasan menghiasi langit. Semburat Senja: Ombak Rindu di Pantai Jauh membawanya pada keheningan yang dalam. Namun, dalam kedamaian itu, Bimo tahu bahwa perjalanan batinnya belum selesai.

Dia melangkah lebih jauh hingga menemukan sebuah pintu besar yang penuh dengan ukiran misterius. Labyrinth: Misteri di Balik Pintu Terlarang menantinya di sana. Bimo tahu bahwa pintu ini menyimpan rahasia tentang dirinya, tentang hidup dan maut, tapi apakah dia siap untuk membukanya?

----

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun