Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Sebuah Pagi (Bagian 1)

27 Agustus 2022   08:00 Diperbarui: 27 Agustus 2022   08:07 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Mesin mobil itu tak bisa menderu-deru, meski beberapa kali  Wahyudi Wahidin menginjak pedal gas dalam-dalam. Mesin yang canggih dan knalpot kekinian yang sukses membekam suara, telah menghalangi hasrat pamer yang tiba-tiba muncul.

Ini bukan mobil pertamanya, bukan seperti mobil bekas yang dulu dibeli dari mahasiswa bimbingannya.

Amat beda, mobil yang dulu itu selalu mudah membangunkan tetangganya. Bahkan membuatnya risih bila terpaksa pulang larut malam. Berisik-sangar, khas setelan mobil balap.

***

Hari ini tidak ada aktivitas di kampus. Meski harus mengajar secara online di dua kelas. Termasuk janji membimbing tiga mahasiswa di siang nanti.

***

"Yaang, sayaang, besok pagi-pagi jangan bikin nasi goreng, kita sarapan rawon di warung pak Jenggot, sudah lama kita tidak kesana... Kangen juga sama empal gorengnya, ..." kata Wahyudi Wahidin, sambil mematikan televisi.

"Mau naik apa, naik taksi atau ojek ? Kita harus ngirit, yaang, .... Scutter kita masih dibengkel, belum ditebus"

"Kita, naik si merah, dong, ..."

"Plat nomer-nya, 'kan belum ada, ... Gak mau aah, nanti kena tilang.  Bisa jadi urusan, bisa repot, ..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun