***
Mesin mobil itu tak bisa menderu-deru, meski beberapa kali  Wahyudi Wahidin menginjak pedal gas dalam-dalam. Mesin yang canggih dan knalpot kekinian yang sukses membekam suara, telah menghalangi hasrat pamer yang tiba-tiba muncul.
Ini bukan mobil pertamanya, bukan seperti mobil bekas yang dulu dibeli dari mahasiswa bimbingannya.
Amat beda, mobil yang dulu itu selalu mudah membangunkan tetangganya. Bahkan membuatnya risih bila terpaksa pulang larut malam. Berisik-sangar, khas setelan mobil balap.
***
Hari ini tidak ada aktivitas di kampus. Meski harus mengajar secara online di dua kelas. Termasuk janji membimbing tiga mahasiswa di siang nanti.
***
"Yaang, sayaang, besok pagi-pagi jangan bikin nasi goreng, kita sarapan rawon di warung pak Jenggot, sudah lama kita tidak kesana... Kangen juga sama empal gorengnya, ..." kata Wahyudi Wahidin, sambil mematikan televisi.
"Mau naik apa, naik taksi atau ojek ? Kita harus ngirit, yaang, .... Scutter kita masih dibengkel, belum ditebus"
"Kita, naik si merah, dong, ..."
"Plat nomer-nya, 'kan belum ada, ... Gak mau aah, nanti kena tilang. Â Bisa jadi urusan, bisa repot, ..."