"Jaya, ayo masuk kerumah-ku, ..."
Kali ini Marsudi Jaya yang tergelandang ditarik gadis yang diantarnya itu.
"Pak Tiarum, permisi sebentar, saya mau lewat"
Bukannya menjawab, Pak Tiarum berdiri dan menggeser kursinya, yang membelakangi pintu.
"Waah hebat, mas Jaya jadi pacar eneng, ... Pacar pertama yaa neng, ... Selamat yaa, ...."
Untungnya perhatian Marsudi Jaya fokus ditangan yang menariknya itu. Dia tidak perhatian kata-kata berdialek kental. Khas Madura.
***
Wadiarini Anya mempersilahkan tamunya duduk di ruang tamu luas. Penuh ornamen dan benda-benda seni. Sementara dirinya langsung masuk kedalam menemui ibu dan bapaknya di ruang tengah. Mereka sedang membaca.
Televisi berlayar super lebar itu tidak menayangkan siaran TV, tetapi menyajikan video konser musik klasik. Tata suara dengan beberapa speaker di sudut-sudut ruangan keluarga, membuat suasana persis ditengah-tengah auditorium konser. Seperti nyata.
Suara konser itu menyentuh telinga Marsudi Jaya, ketika pintu menuju ruangan dalam dilewati tuan rumah.
Marsudi Jaya dari tempat duduknya mengamati benda-benda seni disekelilingnya.