Mohon tunggu...
Wira Sumantri
Wira Sumantri Mohon Tunggu... Lainnya - Random

.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kalung

27 Januari 2016   06:17 Diperbarui: 27 Januari 2016   09:11 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Apa kau tidak lelah dengan kondisi kita saat ini?”

“Maksudmu?” tanggap Haris kebingungan.

“Harusnya kita sudah meninggalkan kondisi ini jauh-jauh hari. Aku lelah dengan kecukupan kita.”

“Kecukupan dari segi materi?”

“Nah, kau tahu.”

“Iya, aku tahu. Harusnya jauh sebelumnya kita sudah menaikan kelas kehidupan kita. Terutama materi, seperti yang kau idam-idamkan.”

Lola terdiam sejenak sambil mengusap wajahnya dan menarik nafas panjang.

“Kau tahu, aku bekerja siang malam untuk melunasi hutang itu. Selama sepuluh tahun ini aku lupa bagaimana caranya bersenang-senang. Menikmati hasil jerih payah sendiri!” Haris sedikit geram.

“Aku turut membayar hutang itu juga!” Lola membalas.

“Apakah sebanding!? Aku malas berdebat denganmu. Aku mau istirahat.

Haris meninggalkan Lola sendiri di sofa. Lola khawatir jika ia mengatakan sejujurnya. Lola takut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun