Andini memandang heran, tak ada perubahan, tak ada orang yang yang membuka pinru mobil itu.
" Ih Lucy....!" Andini kesal
" Tunggu sebentar!"
Andini menurut saja, tak lama pintu mobil itu terbuka pelan bersamaan dengan terlihatnya kaki yang mulai menapak ke tanah.
Subhanallah... Andini terkejut melihat sosok laki-laki yang tak asing lagi untuknya. Arga... orang yang dicarinya dua tahun ini. Satu senyuman tersungging darinya, Andini segera menunduk malu dibuatnya.
Penampilan Arga tak berubah, masih seperti dulu yang masih dengan cap ‘cowok cool se SMP', padahal setahunya Arga juga masuk pesantren.
Kejadian masa lalu bermunculan secara tiba-tiba di benaknya.... Andini masih ingat sikap Arga yang berubah dingin, Andini masih mengingat ucapan-ucapan pedas yang dilontarkan untuknya. Andini masih ingat perpisahan tanpa pamitan dengannya. Saat itu, Andini terlalu lemah untuk menerima perubahan sikap sahabatnya, hatinya terlalu sakit terlebih dahulu tanpa tahu siapa yang salah diantara mereka.
***************
Andini duduk ditemani Lucy ditangga GOR, sementara Arga duduk sedikit menjauh dari mereka. Semuanya terdiam, tak ada yang mulai duluan. Lucy yang menjadi penengah hanya menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal sembari menengok kearah Arga lalu kearah Andini.
"Ih... ayo, siapa yang ingin mulai duluan, Tanya kabar atau apalah, jangan diam-diaman seperti itu" Kata Lucy tak sabar
"Apa kabar, An?" Kata Arga dengan suara datar.