Mereka semua  merasa  was-was, karena ratu nyamuk itu mulai bertelur dan menaruh telurnya di kolan besar tengah hutan, yang dijaganya dengan ketat.
Mereka takut  jika telur itu menetas, makin banyak balanya. Maka rakyat satwa itu tambah sengsara karena terus di kejar-kejar dan disedot darahnya.
Mereka  bercerita sebetulnya kolam itu dahulunya sungai yang mengalir
. Tetapi aliran itu sekarang tersumbat,  air kolam itu berhenti. Genangan itu akan  menjadi suatu sarang nyamuk yang amat berbahaya. Mereka bisa berkembang biak disitu.
Kami semua kemudian  melihat kedanau, tampak bekas sungai yang hampir meluap dari kolam. Kita harus membongkar sumbatan itu agar aliran sungainya bisa jalan lagi.
Aku dan Arimbi meneliti keadaan sekitar
" Â Ini mbak, ada batu besar yang menyumbat disini, harus dibongkar, supaya airnya bisa mengalir.", aku mengiyakan setuju.
Dengan gunting yang kita lepas, Arimbi mulai membongkar tanah sekitar batu itu. Aku juga mulai membongkar disebelah sini. Tidak lama, rembesan air terlihat  keluar dari danau.
Bomba dengan beberapa kera datang membantu, Pak Kerbau
bertindak, tanduknya ditancapkan ditanah sekitar batu, membongkar, membuat aliran tambah deras.
Rakyat satwa semua gotong royong membantu, ramai sekali.