Sekejap , tiba-tiba kita sudah ada didekat ladang mawar tempat kami datang tadi.
" Puteri, ... Rimbiii,... " terdengar suara nenek datang bersama mbok Rah.
 Ketika kami menoleh, rakyat satwa tidak tampak seekorpun. Rimbi dan aku saling berpandangan, aneh juga,  kemana mereka semua tadi menghilang secepat itu, tapi ada rasa bergidik juga.
:" Darimana dapat pisang bagus begini ?", tiba-tiba nenek bertanya, Rimbi dan aku juga keheranan. Ada pisang-raja besar besar,ranum dua tandan, Â tergeletak disamping kami.
Nenek juga keheranan melihat guntingnya yang berlepotan tanah yang lengket
 Beliau cuma geleng-geleng kepala.
Arimbi dan aku hanya  berpandangan, tidak berani  berkata apa-apa.
Tetapi diam-diam  kita tersenyum geli,  karena hal itu pasti  harus menjadi rahasia kita berdua juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H