Batu besar mulai bergeser, air tambah deras keluar dan batu itu menggelinding kebawah, kami semua bersorak-sorak.
Dan air danau  bergerak dengan membawa telur-telur nyamuk yang ikut terbawa arus, masuk ke sungai. Mengalir bercampur batu dan kotoran lain, tergilas dan mengalir campur aduk menggelinding kebawah.
"Sembunyi, ... sembunyi ratu nyamuk datang ". Suara dengungannya terdengar makin mendekat.
Pak Kerbau, Bomba, Rimbi dan aku tidak sempat berlari sembunyi, jadi apa boleh buat.
" Kita lawan, ... serbuuu... ", dan dengan bersenjatakan gunting dan batu sekitar, Â kita melawan ratu nyamuk itu bersama.
 Rakyat satwapun keluar dan ikut juga melawan beramai-ramai dengan kita.
Akhirnya ratu nyamuk itu bisa dikalahkan dan jatuh terbanting di arus sungai yang mengalir dengan  deras meluncur kebawah, hancur berkeping-keping.
Seluruh kerajaan satwa itu bersuka cita karena musuh yang mengerikan itu akhirnya sudah musnah.
Â
PulangÂ
 Rimbi dan aku segera pamit.