Meskipun siang hari, banyak nyamuk diladang.
Jadi kita olesi rata keseluruh badan dengan lotion sebelum berangkat.
Ada gunting-pemotong-dahan besar juga.
Segera aku dan Rimbi berangkat, berjalan menyusuri jalan setapak menuju selatan, Â masing-masing membawa satu tas.
 Hawanya segar, pemandangannya indah. Bunga-bunga bermekaran disana-sini. Kupu-kupu juga serangga beterbangan.
Burung-burung  bernyanyi dengan aneka suara merdunya.
 Kita terus melangkah, jalannya mulai naik, tapi kita malah berlarian. Ladang mawar itu sudah tampak , kadang tercium semerbak wanginya  terbawa angin.
Kita sampai disuatu dataran yang penuh dengan aneka mawar, ada beberapa yang sedang bermekaran.
"Mbak aku tunggu disana ya, Â sambil mbaca dan nyemil ", Â kata Arimbi sambil menunjuk kesuatu batu besar. Aku mengangguk, masih pilah-pilih bunga-bunga mawar yang cantik.
Harus hati-hati karena durinya amat tajam, untung tadi bawa gunting besar dan tajam.
"Mbaaak ... Puteri, mbak, ... tolooong", hah, aku dengar suara Rimbi, kedengaran suaranya jauh sekali.