Mohon tunggu...
Siti Swandari
Siti Swandari Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

terbuka, ingin bersahabat dengan siapapun dan dimana saja,with heartfelt wishes. gemini, universitair, suka baca, nulis , pemerhati masalah sosial dan ingin bumi ini tetap nyaman dan indah.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Darah Biru yang Terluka ( 61 )

25 Februari 2015   23:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:30 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu itu Buyut Haruna sakit parah, yang merawat juga mereka berdua, kemudian beberapa senapati dan panglima Kemayang banyak yang juga dirawat oleh Aki Sedah dan kakang Narpati.

Demikian juga waktu Narendra dan Gayatri terluka, mereka yang merawatnya.
Keadaan Narendra dan Gayatri masih parah waktu mereka di bawa Buyut Haruna ke Sela Mangleng.

Aku memandangi Puteri Kuning, dia juga memandangku
“Aki dan kakang Narpati juga sempat dibawa ke istana air Parapat, karena puteri Baginda Kelana pernah sakit.”

“Baginda Kelana itu konon juga mumpuni, apa dia tidak bisa mengobati puterinya sendiri ?” Puteri Kuning menggeleng., kemudian tertunduk.

“Kenapa Kuning ?” dia ganti memandangku, agak ragu berkata

“Dia mengagumi dan mencintai pangeran Biru., dan akan merebut dari tanganmu.”dia tersendat

Sejenak aku tidak bisa berkata, terdiam

“Cantik ya puteri baginda Kelana itu, …siapa namanya ?” tanyaku tiba-tiba.

“Namanya Puteri Kencana , iya dia cantik sekali.” Kata Kuning pelan.
Keadaan menjadi senyap, hening, kulirik lagi Kuning.

“Apa yang kalian bincangkan tadi dengan Nyai Gandhes ?” tanyaku

“Sebetulnya baginda Kelana tidak suka anaknya cinta dengan pangeran Biru, dia bermusuhan dengan keluarga kerajaan Galuga. Jadi dia selalu menghalangi jika puteri Kencara akan ke Galuga untuk mendekati dan memikat pangeran Biru.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun