Mataku mengarah ke depan. Membenarkan duduk. Tanpa sangaja mataku menatap gadis itu. Dia duduk di tengah. Kacamata hitamnya berganti jadi putih bening. Matanya mencuri-curi menatap rear view mirror. Berulang beberapa kali. Melakukan itu cukup lama. Hingga tak sadar sudah sampai di penginapan. Kita pun turun menuju kamar masing-masing.
*****
      Sisa tempat pemandian raja dan selir-selirnya ini menjadi objek kunjungan selanjutnya kami berada di kota ini. Bangunan vintage dengan beberapa arsitektur unik. Tour guide menjelaskan secara terperinci tiap ruangannya. Sambil mendengarkan kami sibuk dengan kamera. Meng-'klik' beberapa foto pada setiap sisinya.
Beberapa ada yang sudah tidak sesuai barisan. Berpencar untuk mencari kesenangan tersendiri. Aku menengok ke samping. Menghitung dalam hati. Sisa 3 orang yang bersedia mendengarkan tour guide berceloteh. Alisku mengernyit, sepertinya ada yang ganjal.
Aku berhambur menuju keluar tempat ini. Bergegas menuju mini travel. Setelah menerima chat dari aplikasi whatsapp.
"Bos..."
Matanya terbuka. Kepalanya mendongak. Tangannya memegang alat pernafasan.
"Gak papa, Bos?" Tanyaku
Dia hanya mengangguk sambil tersenyum tipis.
Aku duduk kursi seberangnya. Mencoba menurunkan sandaran kursinya. "Kok bisa sih?"
"Kayaknya kecapean. Sebelum ke sini lembur terus. Kurang istirahat, penyakit asmaku kumat."