Penegakan Hukum: Menegakkan hukum yang melindungi hak-hak masyarakat adat dan mencegah eksploitasi sumber daya alam di wilayah adat.
Perlindungan Lingkungan: Melindungi lingkungan dan sumber daya alam di wilayah adat.
Penting untuk dicatat bahwa solusi-solusi ini perlu disesuaikan dengan konteks lokal dan kebutuhan spesifik masyarakat adat di setiap wilayah.
Sebuah Refleksi:Â
Meskipun Li memberikan analisis yang mendalam tentang beberapa kasus studi, ada kemungkinan bahwa generalisasi kesimpulannya terlalu luas. Perlu penelitian lebih lanjut untuk melihat apakah temuannya berlaku untuk semua kelompok masyarakat adat di Indonesia. Pandangan Li yang terlalu kritis terhadap konsep "pribumi" sehingga mengabaikan pentingnya identitas kolektif bagi masyarakat adat. Konsep "pribumi" mungkin masih relevan bagi banyak kelompok masyarakat adat sebagai cara untuk mengartikulasikan hak-hak mereka. Faktanya, selain politik sumber daya, faktor-faktor lain seperti agama, etnisitas, dan sejarah lokal juga dapat memainkan peran penting dalam membentuk identitas masyarakat adat. Selain itu, bukan hanya negara sebagai aktor nya, tetapi ada aktor non-negara seperti LSM, organisasi masyarakat sipil, dan perusahaan swasta juga dapat mempengaruhi konstruksi identitas masyarakat adat. Hal ini juga dikaitkan dengan heterogenitas internal bahwa tidak semua kelompok masyarakat adat memiliki pengalaman yang sama dalam menghadapi proses konstruksi identitas. Ada variasi yang signifikan dalam cara mereka merespons dan beradaptasi dengan perubahan sosial dan politik. Sementara itu, saat ini konteks sosial dan politik di Indonesia telah berubah secara signifikan sejak penelitian Li dilakukan. Perlu dipertimbangkan apakah temuannya masih relevan dalam konteks saat ini, di mana gerakan masyarakat adat semakin kuat dan kesadaran akan hak-hak mereka semakin meningkat. Sementara itu isu tentang agensi masyarakat adat dalam merespons konstruksi identitas yang dilakukan negara, Padahal perlu juga ditonjolkan kondisi peran aktif masyarakat adat dalam membentuk identitas mereka sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H