Suasana pagi yang indah, disertai hamparan langit yang luas. Dan hangatnya pancaran sang mentari. Mengawali hari-hari Sania. Gadis cantik yang selalu ceria dan menyayangi keluarganya. Dia juga sangat pintar dan sering mendapat juara pertama di kelasnya. Sania duduk di kelas X dia senang akan keadaan teman-teman barunya. Sewaktu kelas IX dia dikenal sebagai pribadi yang baik, ramah, rajin, juga cantik. Dan tidak heran banyak laki-laki yang menyukainya
Pagi itu di teras halaman rumahnya, Sania seperti biasa membaca buku. Dia suka membaca buku novel, cerita, dan yang paling dia sukai adalah buku-buku yang bertemakan islami. Baginya buku islami dapat menambah keimanan kita kepada-Nya. Sang penguasa jagad raya ini dan juga dapat menambah wawasan mengenai ajaran agama islam. Kebetulan hari itu hari minggu, dan enaknya mengisi hari minggu dengan belajar dan membaca buku.
"Sania.. Sania..." Terdengar suara yang memanggil Sania.
Suara itu sudah tidak aneh lagi terdengar di telinganya. Dugaan Sania pun tidak salah, ternyata emang benar yang memanggil itu adalah Sarah. Sarah adalah sahabatnya dari kecil. Mereka selalu bersama. Saling melengkapi satu dengan yang lainnya, sedih, senang, susah pun mereka selalu menjalaninya berdua. bagaikan sebuah perangko yang menempel di surat yang sulit untuk dipisahkan mereka berdua pun sama tidak bisa dipisahkan.
" Eh kamu Sar, ada apa pagi-pagi udah ke rumah ?" Taya Sania.
" Besok ada pr matematika kan ? kamu mau ngajarin aku ga? Soalnya aku kurang ngerti sama materi hari senin kemaren " jawab Sarah masih sedikit ngos-ngosan gara-gara tadi lari.
" Ya mau lah kalau aku bisa kenapa engga. Lagian aku juga belum ngerjain. Kita ngerjain bareng aja yu kamu bawa buku nya kan ?" Tanya Sania dengan ramah.
"Iya aku bawa. Yaudah kita ngerjain di teras aja ya biar lebih seger " jawab sahabatnya Sarah.
"Oh ya udah aku mau bawa buku nya dulu ya" Sania pun masuk ke dalam rumah dan membawa buku nya.
Mereka berdua pun mengerjakan pr bersama. Sungguh enak punya sahabat seperti Sania dia selalu bersikap baik pada siapa saja, di sekolah pun dia jarang marah. Sampai ada teman nya yang meminta dia.untuk marah. Tapi mana bisa marah direncanakan. Hanya terkadang Sania pernah merasa kesal.
Waktu itu seusai beres pelajaran olahraga Sania pernah ditakut takuti binatang yang ia takuti yaitu kecoa. Oleh teman laki-lakinya namun kekesalnnya itu tidak berangsur lama waktu itu juga dia langsung memaafkan kejahilan temannya itu, pada saat teman cowok yang menakut-nakutinya meminta maaf kepada Sania. Sungguh baik sekali!! Kegiatan belajar mengajar di kelas berjalan dengan lancar. Begitu khidmat.Â