Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nasihat Ibu Peri di Kereta Api

19 April 2024   07:00 Diperbarui: 19 April 2024   07:08 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia malah tertawa. Membuat aku semakin bingung harus memperlakukannya seperti apa.

"Hahaha. Kau memang tak pandai berbohong. Lihat saja dari lengkungan matamu yang menghitam. Sudah seminggu ini kau menangis tersedu-sedu. Malah kau tutupi dengan make up tebal itu," jawabnya dengan nada tersedak karena tak kuat menahan tawa.

Rupanya perempuan itu ahli pembaca aura. Buktinya ia berhasil memberikan beberapa fakta tentang diriku.

Sadar tawanya tidak membuatku nyaman. Ia buru-buru menghentikan tawa jeleknya itu.

"Maaf, maaf. Kau begitu lucu. Membuatku tak bisa menahan tawa. Begini saja, sebagai permintaan maaf, kau boleh mengajukan tiga pertanyaan. Tapi ada syaratnya, kau tidak boleh banyak protes dengan jawabanku!" katanya menawarkan kesepakatan.

Penumpang di sampingku memang sangat ajaib. Setelah menertawakan aku, kini malah menawarkan diri untuk ditanya. Nyaris seperti tukang ramal dadakan di pasar malam.

"Bagaimana?" tanyanya lagi untuk memastikan kesepakatan.

Tanpa mengiyakan, langsung saja ku lontarkan satu pertanyaan pertama.

"Mengapa saya ditakdirkan sebagai perempuan?"

Perempuan itu menarik napas panjang. Bersiap mengeluarkan seluruh teori yang ia punya.

"Kau terlahir menjadi perempuan karena sudah digariskan oleh Tuhan. Tuhan memilihmu menjadi perempuan karena kamu punya kekuatan istimewa, yaitu kuat."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun