Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tolong, Jangan Tangkap Dia!

19 Oktober 2024   23:08 Diperbarui: 19 Oktober 2024   23:18 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fahmi mengeluh dalam hati. Mimpi apa ia semalam hingga ia bersama Kia dikejar kedua aparat dengan begitu gigih. Ia pun melirik kaca spion mobil. Hanya untuk mendapati sang polisi yang lebih muda dan bertubuh kekar, mengeluarkan kepalanya dari jendela dan menggunakan toa.

"MENEPILAH! ATAU, KAMI AKAN BERTINDAK TEGAS TERUKUR."

"Bagaimana nih? Aku tak ingin kita berdua mati konyol ditembak mereka. Sementara pistolku ketinggalan di kamar tidurku. Maafkan aku, Kia. Kau pasti takut sekali," ujar Fahmi sembari melirik Kia. Alangkah terkejutnya Fahmi karena raut wajah Kia tampak begitu tenang. Tak ada sedikit pun rasa cemas pada wajah berbentuk hati tersebut. Bahkan, terkesan sedingin es.

"Ya sudah. Tepikan saja mobilnya," pinta Kia. Ia tampak begitu santai.

Sikap cuek bebek Kia tak urung membuat bulu kuduk Fahmi berdiri. Ada sesuatu yang ganjil dengan gadisku. Begitulah pikiran Fahmi sembari membuka pintu mobilnya. Ia pun berpesan, "Apa pun yang terjadi, jangan keluar dari mobil! Tutup kaca mobilnya! Biar aku sendiri yang menghadapi mereka berdua."

Kia meleletkan lidah. Fahmi selalu saja memperlakukannya seperti bocah cilik. Mentang-mentang usia mereka berbeda 8 tahun.

***

            "Mengapa kalian berdua melarikan diri?" Tanya Imran, polisi yang berusia lebih muda. Ia tampak lebih garang dari Eko, polisi lainnya yang bertubuh gempal dan lebih pendek.

            "Maaf, Pak! Aku sangat gugup," jawab Fahmi. Ia tampak gelagapan.

            "Apa yang kalian lakukan di area gelap? Kalian melakukan tindak kejahatan, ya?" cecar Polisi Imran.

            "Tidak, Pak. Kami tidak melakukan apa pun."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun