"Masa?"
      "Nama calon suaminya Roy Ardan. Tepat sebelum hari pernikahannya, ia dan adiknya memergoki Bu Nafisa berpelukan dengan Deo, sahabatnya sendiri. Saking marahnya, ia memukul Deo. Lalu, ia berlari meninggalkan mereka semua dan menaiki lift yang pintunya rusak." Vina bergidik dan melanjutkan kisahnya, "Kepalanya putus terjepit."
      "Lalu, bagaimana dengan Bu Nafisa dan kekasihnya?"
      Vina mengangkat bahu. "Mereka tidak menjalin cinta. Hanya Hubungan Tanpa Status (HTS). Ia melimpahi Bu Nafisa dengan barang-barang bermerek. Tapi, bukan cinta."
      Rozy merenung. "Kinerjamu bagus. Mungkin ini merupakan titik awal penyelidikan kita."
      Dengan bibir bergetar, Vina berkata, "Tapi, aku takut. Bagaimana jika yang mengintip itu hantu Roy?"
      "Bukankah itu bagus? Lebih berbahaya jika kita berhadapan dengan manusia."
      Vina merengut. "Bagus apa? Aku takuuuut!"
      "Ingat uang hadiah untuk bakso. Bisa jajan 25 kali," goda Rozy.
      "Nyebelin," tukas Vina sembari menjulurkan lidah.
***