Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Horor

Hantu Mantan dan Mami Lurah

29 September 2024   00:19 Diperbarui: 29 September 2024   00:46 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com.

            Pak Lurah terperangah. Ia hampir semaput mendengar pernyataan cinta Nafisa pada si hantu kepala. Sementara Bu Lurah terkikik senang persis kunti. Nafisa, terbongkarlah rahasia kelammu. Papi Lurah tetap menjadi milikku. Selamanya... 

            Roy, si hantu kepala tertegun. Kemudian, ia menyemburkan senyum hangat hingga ketampanannya tampak begitu memukau. "Nafisa, aku sampai melupakanmu. Ingatanku tercampur aduk. Mungkin karena trauma kematian yang kualami. Aku tak ingin ada dendam di antara kita. Sekarang aku bisa mengingat masa-masa indah kita bersama."

            "Maafkan aku!" Ulang Nafisa. "Aku yang menyebabkanmu murka sehingga kau ceroboh dan mengalami kecelakaan lift."

"Ya, aku memaafkanmu. Berbahagialah di dunia ini."

            "Roy, jangan pergi dulu! Aku masih kangen padamu," ratap Nafisa.

            "Sayang, kita sudah tak bisa bersama. Ingatlah, aku selalu mencintaimu. Selamat tinggal."

            Hantu kepala Roy pun perlahan menghilang. Dan berubah menjadi percikan keperak-perakan.

            Nafisa menangis tersedu sedan. Ia menyesal. Sungguh menyesal untuk segalanya. Untuk tingkahnya yang egois. Untuk napsunya akan materi. Apa artinya itu semua dibandingkan cinta Roy?

            Di tengah suasana haru tersebut, Vina dengan lantang bertanya, "Papi Lurah, hadiah untukku dan Rozy mana? Aku ingin ngebakso."

            Tentu saja Pak Lurah langsung menjewer telinga staffnya. "Matamu bakso. Selalu bakso yang ada di pikiranmu."

            Vina merengut. "Jika aku mati kelaparan dan menjadi hantu, Papi Lurah mau tanggung jawab?"

            Seisi ruangan pun meledak oleh tawa. Terbayang jika Vina menjadi hantu dan berteriak, "Bakso. Traktir bakso dong!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun