Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer

just ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Horor

Hantu Mantan dan Mami Lurah

29 September 2024   00:19 Diperbarui: 29 September 2024   00:46 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com.

            Para staf langsung berteriak gembira. Bahkan, mereka menabuh meja. Menjelang akhir bulan memang saldo menjerit-jerit. Maka, dimulailah penyelidikan ala Detektif Conan.

            Tanpa mereka ketahui di halaman dekat toilet perempuan, tepatnya di bawah pohon rambutan, tergeletak kepala yang mengenaskan.

Roy merintih-rintih. Seharusnya, ia tak menangis karena ia hantu kepala. Disambit gayung oleh Bu Lurah, tak akan membuat dirinya sakit. Ia sudah tak bisa merasakan sakit lagi. Ia hanya terkejut. Juga sakit hati. Perempuan itu melupakannya...

Roy tak mengerti mengapa ia terikat di kantor kelurahan ini. Kepalanya tak bisa melewati pagar kantor kelurahan. Ia hanya bisa tinggal di halaman kelurahan. Di ingatannya yang tertinggal sebelum ia tewas dengan mengenaskan ialah bekas luka berbentuk bulan sabit di pinggul kanan seorang perempuan yang ia yakini merupakan mantan kekasihnya. Tapi, ia tak bisa mengingat wajahnya. Oleh karena itu, ia terpaksa mengintip perempuan demi perempuan di toilet. Berusaha mengurai teka-teki kematian dirinya. Baru saja ia berhasil menemukan perempuan misterius itu, kepalanya terkena hantaman gayung. Sungguh dunia ini kejam nian!

___

            "Belum ada titik terang masalah pengintipan. Padahal deadline sudah dekat. Rozy kau kan yang paling jenius di antara kita. Kapan ya bisa dapat uang hadiah? Aku lapar ingin ngebakso," ucap Vina dengan manja.

            Rozy membetulkan kacamatanya yang melorot. "Aku sibuk." Jari-jarinya sibuk mengetik keyboard komputer di hadapannya.

Vina mencibir. "Dasar manusia bionik. Nanti Papi Lurah marah lho jika tak ada satu pun yang berhasil mengungkap pengintipan toilet perempuan."

            "Mengapa kau tak membuat daftar korban pengintipan? Tanyakan kesan-kesan mereka. Aku tak punya waktu melakukannya. Nanti kita diskusikan. Dan jika berhasil, hadiah dari Papi Lurah kita bagi dua. Bagaimana?"

            Vina menjerit senang. Ia pun memeluk Rozy dari belakang hingga wajah Rozy semerah kepiting rebus. "Rozy memang yang terbaik."

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun