Mohon tunggu...
Sinta apriani
Sinta apriani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Sunny side up

Delicious life without burden

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Occurens

20 Februari 2020   20:08 Diperbarui: 20 Februari 2020   20:12 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jantungnya masih bertalu cepat. Ia khawatir pria dihadapannya bisa mendengar detak jantungnya. Lalu tak lama kemudian ada sebuah bunyi yang berasal dari tubuh seseorang. Bukan. Bukan dibagian dada ataupun seseorang yang berucap. Perut anna lah yang menimbulkan bunyi tersebut.

"ayo kita ke kedai sekitar sini". Ajak si pria sembari sedikit terkekeh dan dengan tiba-tiba menarik tangan anna. Anna hanya dapat mengekori langkah pria tak dikenalnya ini karena memang benar bahwa ia tak dapat membantah perutnya yang sedang keroncongan.

Sungguh perutnya ini membuat pemiliknya sangat malu dihadapan pria asing nan tampan itu. Tapi anna tidak mengapa karena ia memang tidak dapat membantah. Cacing-cacing diperutnya sudah meronta minta diisi secepatnya. Sekaligus setidaknya ia kini sedang berusaha untuk bersosialisasi dengan pria baru untuk bisa melupakan si Park sialan mantan kekasihnya.

"ngomong-ngomong kenapa tadi kau menangis kencang sekali. Kurasa itu bukan karena aku menabrakmu. Apakah kau sedang punya masalah?" tanya si pria ditengah-tengah kegiatan makannya. Keduanya memesan makanan yang sama yaitu toppoki ketika sudah memasuki sebuah kedai yang tak jauh dari kejadian tadi. Anna memesan makanan tersebut karena ia ingin makanan pedas untuk menghilangkan pening dikepalanya bekas tadi ia menangis kencang. Dan jangan lupa bahwa pesanannya sudah di bayar oleh si pria terlebih dulu.

Ya pria ini betul. Anna menangis kencang bukan karena dia menabraknya. Tapi karena hatinya yang hancur setelah putus dengan kekasihnya yang berselingkuh. Dan lebih menyakitkan ketika si Park sialan itu tidak membantah atas apa yang dituduhkan anna. Salah, ini bukan tuduhan jika tidak ada bantahan. Ini karena memang kebenaran yang nyata serta faktual.
"eum-eoh aku baru saja putus dengan pacarku". Jawab anna dengan mulut yang masih dipenuhi toppoki, membuat bibir si pria didepannya melengkung ke atas. Menyenangkan menurutnya ketika melihat seorang wanita cantik makan begitu lahapnya. Berbeda dengan kebanyakan wanita yang sedikit makan dengan alasan sedang diet. Memuakkan.

"kenapa kalian putus?" tanya lagi si pria sebelum memindahkan toppoki dari sumpit kedalam mulutnya.

Aishh. Banyak sekali tanya pria ini. Tapi sekarang anna memang membutuhkan teman untuk bercerita. Toh tidak ada salahnya kan menjawab ketika diberikan pertanyaan. Memang seharusnya seperti itukan."dia berselingkuh. Dia tidur dengan wanita lain". Jawab anna secara gamblang.

Pria yang tadi memberikan pertanyaan tersebut melongo dengan penuturan anna dengan mulut yang sedikit terbuka. Dia jadi merasa iba dengan apa yang terjadi pada gadis ini. Padahal jika dipikir-pikir gadis dihadapannya ini cantik, sangat malahan. Tubuhnya juga tidak terlalu kurus, bokongnyapun lumayan berisi. Pas untuk digenggamnya. Aish apa yang sedang ia pikirkan. Dasar mesum.

Dan selanjutnya ia kemudian terkekeh ketika melihat ada sedikit kuah toppoki di sudut bibir gadis itu. Padahal gadis tersebut sudah minum dan sudah menghabiskan toppoki itu tanpa tersisa satupun.

Hingga dering ponsel menghentikan kegiatan mereka. Itu ponsel si pria. Segera dia meraih ponsel dari saku hoodie hitamnya yang ternyata ada sebuah pesan masuk. Ia tahu pesan itu adalah pesan penting.

"ah aku ada urusan penting. Sampai jumpa". Pamit si pria sambil sedikit berlari keluar kedai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun