Sesampainya di rumah Budi, Indra dan ayahnya pun bergegas pergi mengendarai sepeda motor. Tapi saat melintasi depan rumahnya, sang ayah tak membelokkan setang motornya. Ia mengarahkan motornya ke kota. Kebanggaan sang ayah pada sikap Indra membuatnya luluh. Mereka lalu pergi ke kota untuk membeli bola kulit seperti yang dijanjikan Indra pada teman-temannya. Bukan karena ingin membantu Indra menepati janjinya, tapi lebih karena keberanian Indra mengakui kesalahannya.
"Saat aku berbuat salah, belum tentu bisa seperti anakku. Mengetuk satu per satu pintu rumah, mengaku salah dan minta maaf. Ya Tuhan, lindungilah hamba-Mu ini agar terhindar dari kebohongan. Jagalah dan jauhkanlah mulut hamba dari janji yang tak bisa hamba tepati," ucap doanya dalam hati sembari melihat anak kesayangannya ceria saat memilih bola kulit yang telah dijanjikannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H