Mohon tunggu...
Sigit R
Sigit R Mohon Tunggu... Freelancer - masjid lurus, belok kiri gang kedua

Pedagang tanaman hias, menulis di waktu senggang, prefer dari teh daripada kopi, tinggal di Batam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Balada Si Tukang Janji

2 Januari 2020   16:09 Diperbarui: 2 Januari 2020   16:21 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.insieme.com

Sesampainya di rumah Budi, Indra dan ayahnya pun bergegas pergi mengendarai sepeda motor. Tapi saat melintasi depan rumahnya, sang ayah tak membelokkan setang motornya. Ia mengarahkan motornya ke kota. Kebanggaan sang ayah pada sikap Indra membuatnya luluh. Mereka lalu pergi ke kota untuk membeli bola kulit seperti yang dijanjikan Indra pada teman-temannya. Bukan karena ingin membantu Indra menepati janjinya, tapi lebih karena keberanian Indra mengakui kesalahannya.

"Saat aku berbuat salah, belum tentu bisa seperti anakku. Mengetuk satu per satu pintu rumah, mengaku salah dan minta maaf. Ya Tuhan, lindungilah hamba-Mu ini agar terhindar dari kebohongan. Jagalah dan jauhkanlah mulut hamba dari janji yang tak bisa hamba tepati," ucap doanya dalam hati sembari melihat anak kesayangannya ceria saat memilih bola kulit yang telah dijanjikannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun