Mohon tunggu...
Sigit Nugroho
Sigit Nugroho Mohon Tunggu... Guru - Peminat Sejarah

Berlatar belakang bahasa Inggris, berminat sejarah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerpen] Tertinggal

29 September 2016   08:27 Diperbarui: 29 September 2016   19:22 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Darahku mendidih. Tidakkah ia tahu bahwa selama ini aku masih menginginkan hatinya? Tidak sadarkah dia bahwa aku selalu menantinya, hanya menantinya seorang? Apa dia tak merasakan itu? Sama sekali tidak?

“Oh, ya, Ardi. Aku duluan ya,” katanya pamit.

Enak saja. Tidak. Aku jelas tak ingin kehilangan intan permata ini.

“Heh! Kamu pikir kamu bisa pergi begitu saja?? Nggak!” aku kalap.

Ia kaget melihatku muntab seperti ini. Selama ini tak pernah sekali pun aku demikian murka padanya. Apa boleh buat, aku sudah tak tahan!

“Dengar, Winda! Kamu pikir aku ini siapa? Aku ini memang bukan siapa-siapa buat kamu! Nggak ada artinya sama sekali!” dampratku.

Suasana kian menegang seperti wajahnya yang kini memucat. “Mmm... Maksudmu apa, Di??”

Wanita ini harusnya mengerti benar maksud hatiku tanpa kusampaikan. Tapi ia masih sok indifferent.

“Aku muak! Aku muak pada sikap kamu yang nggak pernah peduli itu! Aku nggak tahan liat sikapmu yang seperti itu! Kamu tahu, Winda? Sejak aku bilang aku cinta kamu dulu, aku nggak pernah ada pikiran pindah ke yang lain! Nggak! Yang ada hanya kamu, kamu, dan kamu! Semua yang kulakukan buat kamu, itu murni cinta! Dan cinta itu cuma buat kamu!” bentakku.

Ia menatapku nanar. Kelihatannya ia gentar menghadapi situasi yang tiba-tiba berubah.

“Di... tenang dulu deh. Maksud kamu tuh gimana sih? Kok tiba-tiba kalap kayak gini? Aku nggak pernah liat Ardi yang kayak gini. Sama sekali nggak pernah liat kamu kayak gini. Kamu tahu, Di. Ardi yang kukenal tuh orangnya nggak pernah marah, selalu ceria, dan murah senyum. Ada apa sama kamu ini Di??”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun