Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023 dan 2024*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Bandul Waktu Tak Pernah Berhenti Bergerak

11 September 2024   23:29 Diperbarui: 14 September 2024   19:35 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI | cottonbro studio/PEXELS

Bandul jam bergerak harmonik, serupa pendulum takdir, bolak-balik mengukur jarak di antara ingatan dan lupa. Jam itu hidup untuk mengatur perputaran waktu, sementara aku sudah menjalin romansa dengannya. Walau banyak penyangkalan bahwa waktu tidak bisa terulang, kini ia terulang. Faktanya pula, ia telah bersikap baik dengan cara yang teramat fantastis. Ia telah mempertemukanku lagi denganmu di sini, di tempat kelompok manusia yang terlupakan oleh usia.

Tidak ada momentum dalam hidupku sejauh ini, selama tujuh puluh tujuh tahun, di mana aku berkata, "Oh, hidupku tidak bahagia." Kebahagiaan adalah keadaan alamiah yang selalu kuperjuangkan dan aku tidak membutuhkan lebih dari itu. Jika mendambakan lebih, kemudian merasa bahagia, penjelasannya sederhana: Aku serakah.

Awalnya, Edy, sejawatku, menepuk pundakku ketika aku mematung dan terciduk olehnya sedang mengamati seorang wanita, yang kuyakini itu kamu, duduk sendirian menikmati sarapan.

"Lihatlah bidadari itu!" ujarku. Tanpa sadar, aku melontarkan kata, "Cantik."

Kemunculanmu---aku benar-benar yakin bahwa itu kamu---bagai hadiah dari malaikat Rafael. Aku tidak ingin berkedip, seolah-olah dunia terhenti di hadapanmu. Sesuatu lantas membuat jantungku berirama tak biasa dari yang biasanya, persis saat masih muda dulu.

"Ed, kamu percaya cinta pada pandangan pertama?"

"Tentu saja. Mengapa tidak?"

"Aku baru selesai memanahnya."

Saat itu juga, kamu, wanita yang terpanah itu, tiba-tiba mengalihkan pandangan ke arahku. Aku kikuk.

"Apa yang harus kulakukan?" bisikku pada Edy.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun