Mohon tunggu...
S Eleftheria
S Eleftheria Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Literasi

***NOMINEE BEST IN FICTION 2023 dan 2024*** --- Baginya, membaca adalah hobby dan menulis adalah passion. Penyuka hitam dan putih ini gemar membaca tulisan apa pun yang dirasanya perlu untuk dibaca dan menulis tema apa pun yang dianggapnya menarik untuk ditulis. Ungkapan favoritnya, yaitu "Et ipsa scientia potestas est" atau "Pengetahuan itu sendiri adalah kekuatan", yang dipaparkan oleh Francis Bacon (1561-1626), salah seorang filsuf Jerman di abad pertengahan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Dahlia Putih dan Cinta yang (Belum) Usai

1 Maret 2023   19:30 Diperbarui: 13 Maret 2023   21:00 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kebisuan kami beberapa detik, tiba-tiba dari arah samping, di luar jendela, seorang perempuan mengetuk-ngetuk kaca sambil tersenyum ke arah Prayaga. Aku terhenyak. Ketika mengetahui bahwa aku melihat keadaan ini, Prayaga seperti salah tingkah.

Perempuan itu masuk. Mereka saling berpelukan dan Prayaga mencium keningnya. Hatiku mendadak surut melihat kehangatan mereka. Prayaga seakan-akan ingin menghantamku dengan mengatakan bahwa perempuan ini istrinya. Oh, astaga ... dia hamil!---mungkinkah ini alasan Prayaga berhenti merokok?  

"Alena, ini Suzan." Prayaga memperkenalkanku kepadanya.

"Suzan? Bagaimana kabarmu? Aku mendengar banyak tentangmu."

Aku hanya bisa tersenyum begitu Alena menyalamiku. Alena kemudian mengambil posisi duduk di samping Prayaga dan mengatakan bahwa tubuhnya kedinginan.

Sungguh, pemandangan ketika Prayaga membungkuskan jaketnya ke tubuh Alena dengan lembut telah menusuk-nusuk mataku dan meremas-remas jantungku. Aku sudah tidak ingin berada di antara mereka dan sepertinya memang tidak pantas.

"Maaf, aku harus pergi. Senang bertemu denganmu, Alena, dan calon bayimu, semoga selalu sehat."

"Terima kasih, Suzan. Senang bertemu denganmu juga. Mungkin kita bisa bertemu dan bercerita lebih panjang di lain waktu. Mau, kan?"

Aku tersenyum dan mengangguk. Pandanganku kemudian beralih ke Prayaga, "Terima kasih untuk hari ini."

Gerimis sudah berhenti, tetapi cahaya matahari masih belum menembus bumi. Aku melangkah menuju mobilku. Entah mengapa, hatiku seperti diaduk-aduk.

"Suzan!" Suara prayaga memanggilku lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun