Prayaga menghampiriku. Dia seperti ingin menyampaikan sesuatu, tetapi tidak satu katapun yang terucap selain memelukku erat. Semua usai dan aku berharap benar-benar usai. Setelah berpamitan, aku kemudian meninggalkannya dalam kegetiran dan air mata yang tidak bisa kutahan untuk keluar. Â
Ponselku berdering. Nama Haris tertera di sana.
"Aku ingin bertemu---hei, kamu kedengarannya menangis? Ada apa, Suzan?"
"Tidak, Haris, aku baik-baik saja. Maksudku, ya, aku menangis karena---oh, seharusnya dahlia putih ada untuk pernikahan kita nanti. Tapi jika benar-benar itu susah dicari karena mungkin bukan musimnya berkembang, tidak apa-apa jika pernikahan kita menggunakan lavender ungu."
---
-Shyants Eleftheria, life is a journey---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H