This paper contains the exposure of one part of Linguistics. Linguistics is on of scientific study thats makes the language as its object and the language studied in Linguistics can be merged with the events that occur around the language. The language has generally have two outline discussion there is structural discussion of language and discussion of the phenomenon of language. One of material structural study is words. The word is the most important part in the order are assigned grammatical meaning. The word meaning of the relationship one has with other words. These relationships form a new term which include polysemy and homonym. Words can be polarized and pronounce due to the underlying cause. Polysemy and homonym have in common that are two or more words whose grammatical form is identical. There for the difference is polysemic has a connection of meaning. But, homonym is different.
Keywords: Homonym, Polysemi, Word, GrammaticalÂ
Abstrak
Artikel ini berisi pemaparan salah satu bagian linguistik. Linguistik merupakan ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya dan Bahasa yang dikaji dalam linguistik dapat disatukan dengan peristiwa yang terjadi di sekitar bahasa tersebut. Bahasa memiliki secara umum memiliki dua garis besar pembahasan yaitu pembahasan struktural bahasa dan pembahasan bahasa ditinjau dari fenomena disekililing bahasa. Kajian Struktural  Salah satu materinya adalah kata. Kata merupakan bagian terpenting dalam susunan makna gramatika. Kata satu memiliki relasi makna dengan kata lainnya. Relasi tersebut membentuk suatu istilah baru yang diantaranya adalah Polisemi dan Homonim. Kata dapat berpolisemi dan berhomonim  karena adanya sebab yang melatarbelakangi. Polisemi dan homonim memiliki kesamaan yaitu dua kata atau lebih yang bentuk gramatikalnya identik. Adapun perbedaannya adalah polisemi memiliki keterkaitan makna , sedangkan Homonim tidak.
Kata Kunci : Homonim, Polisemi, Kata, Gramatikal
Â
Pendahuluan
Salah satu cabang ilmu pengetahuan adalah  linguistik. Linguistik merupakan ilmu yang objek kajiannya adalah bahasa, bahasa memiliki peran yang sangat penting dan universal. Suatu ilmu tidak dapat dipelajari secara maksimal apabila bahasa yang dipakai ilmu tersebut tidak dapat dipahami oleh penuturnya. Bahasa merupakan wujud totalitas antar sub-sistem. Karenanya objek yang dikaji dalam setiap studi bahasa adalah upaya identifikasi, analisis, dan korelasi lintas sub-sistem tersebut, yang tujuan pokonya adalah terciptanya kebermaknaan bahasa sebagai media komunikasi manusia (Kholison, 2016, h. viii).
Kata merupakan bagian terpenting dalam susunan makna gramatika. Kata diidentifikasikan melalui beberapa tingkatan, yakni tulisan (al-maktub) dan ujaran (al-mantuq). Pada tingkat tulisan, kata dipisah spasi. Sedangkan tingkat ujaran, adalah serangkaian bunyi yang memiliki makna tertentu dan dapat dipahami orang lain. Kata memiliki suatu makna apabila kata tersebut berpadu dengan kata yang lain. Suatu kata tersebut memiliki relasi makna antara satu kata dengan yang lain. Relasi makna dapat juga disebut pola struktur leksikal. Dimana makna-makna kata itu ternyata berbentuk pola tersendiri, yaitu pola tautan semantik (Nasution, 2017, h. 161).
Ullman berujar bahwasannya salah satu fenomena yang berkaitan dengan makna kata adalah dengan adanya kegandaan makna. Kegandaan makna atau keambiguan adalah suatu kondisi yang dapat timbul dalam berbagai cara. Prof. Empson pernah membedakan tujuh jenis kegandaan makna itu dalam sastra. Dari sudut pandang linguistik murni ada tiga bentuk kegandaan makna, yaitu fonetik, gramatikal dan leksikal (2007, h. 196). Faktor leksikal merupakan faktor terpenting dari adanya fenomena kegandaan makna. Karena sebuah kata dapat memiliki makna yang berbeda sesuai konteksnya.
Faktor leksikal kegandaan makna dapat tercermin pada istilah homonim dan polisemi. Sebuah kata dapat memiliki makna yang berbeda inilah yang disebut dengan polisemi. Dan dua kata atau lebih yang memiliki bunyi identik dapat disebut dengan homonim (Ullman, 2007, h. 200).