Mohon tunggu...
Shafira Shalsabilah Z
Shafira Shalsabilah Z Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Students of Universitas Negeri Makassar 🦋

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mimpi-Mimpi yang Tersesat di Balik Waktu

28 Mei 2024   08:30 Diperbarui: 28 Mei 2024   09:20 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saat dia terus berjuang, dia tiba-tiba melihat cahaya samar-samar yang berkedip-kedip di kejauhan. Dia menggelengkan kepala, mencoba menyingkirkan ilusi yang mungkin karena kelelahan. Namun, ketika dia melihat lagi, dia menyadari bahwa cahaya itu sebenarnya nyata.

Dengan hati yang berdebar, Andi berlari menuju cahaya itu, berharap bisa menemukan tempat yang aman dari badai yang semakin mengamuk. Dia merasa seperti ada sesuatu yang menariknya ke arah itu, sebuah dorongan yang tidak bisa dia tolak.

Dan saat dia semakin mendekat, dia menyadari bahwa cahaya itu sebenarnya berasal dari sebuah gua yang tersembunyi di antara tebing-tebing yang tinggi. Dengan langkah hati-hati, dia masuk ke dalam gua tersebut, berharap bisa menemukan tempat yang aman dari badai yang mengerikan itu.

Saat dia melangkah masuk ke dalam gua, dia merasa seolah-olah sedang memasuki dunia yang berbeda. Udara di dalam gua itu dingin dan lembab, dan suara angin yang kencang yang mengamuk di luar tidak bisa lagi didengar.

Andi merasa lega ketika dia menemukan tempat yang aman, tetapi dia juga merasa waspada. Dia tidak tahu apa yang mungkin menunggunya di dalam gua tersebut, dan dia harus tetap waspada terhadap segala kemungkinan yang bisa terjadi.

Dengan hati yang berdebar, Andi melanjutkan penjelajahannya ke dalam gua tersebut, siap untuk menghadapi segala hal yang mungkin dia temui di dalamnya. Dan sementara dia mungkin tidak tahu apa yang sedang menunggunya di depan, dia tahu bahwa dia harus tetap waspada dan siap untuk menghadapi segala kemungkinan yang bisa terjadi.

Andi terus melangkah lebih dalam ke dalam gua yang gelap, hatinya dipenuhi dengan perasaan penasaran dan ketegangan. Dia meraba-raba di saku jaketnya, mencari senter yang biasanya selalu ia bawa, tetapi dia teringat bahwa ia telah kehilangannya di tengah badai yang mengerikan di luar.

Meskipun gelap, Andi terus maju dengan hati-hati, mengandalkan indra pendengarannya dan perasaannya untuk menavigasi lorong-lorong gua yang berliku. Setiap langkahnya diambil dengan penuh perhatian, karena dia tidak ingin tersandung atau tersesat di dalam kegelapan yang tak berujung.

Saat dia menjelajahi gua, dia mulai menyadari adanya sesuatu yang tidak biasa di udara. Dia merasakan getaran aneh yang bergema di sekitarnya, seolah-olah ada kekuatan yang tak terlihat yang mengalir melalui tanah dan batu-batu di sekelilingnya.

Dengan hati-hati, Andi terus bergerak maju, membiarkan intuisinya memandunya melalui labirin gua yang gelap. Dia tidak tahu apa yang mungkin menunggunya di depan, tetapi dia merasa bahwa dia harus terus maju, tidak peduli apa pun yang mungkin terjadi.

Sementara itu, di laboratorium, Sarah masih duduk di depan layar monitor, cemas menunggu kabar dari Andi. Wajahnya penuh dengan ketegangan dan kekhawatiran, dan dia merasa seperti waktu berjalan terlalu lambat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun