Mohon tunggu...
Riecki Serpihan Kelana Pianaung
Riecki Serpihan Kelana Pianaung Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

"Hidup hanya berkelana dari sebuah serpihan untuk "menuju" mati" ____________________________________ @rskp http://www.jendelasastra.com/user/riecki-serpihan-kelana-pianaung https://domainxx.blogspot.co.id/ https://www.youtube.com/watch?v=M11_fpnT5_g&list=PL1k1ft1F9CCobi2FMkdqQ6H4PFFWPT--o&index=2 https://www.evernote.com/Home.action#n=c9ce48a1-38c2-4b2b-b731-c340d3352d42&ses=4&sh=2&sds=5&

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Cersil] Pendekar Sakti Lembah Tarsius

3 Juli 2016   22:46 Diperbarui: 3 Juli 2016   23:24 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://hewan langkah Indonesia

Pemuda berbaju kuning itu hanya duduk diam dengan tenang saja. Sedikit menoleh ke arah luar kedai lewat jendela. Perhatiannya tertujuh kepada seseorang di jalanan menuju ke arah kedai  itu. Perhatiannya lebih tertujuh lagi pada tongkat yang di pegang oleh orang asing itu. Sebuah tongkat hitam berkepala tengkorak. Ternyata orang itu tak lain adalah si Raja langit. Tokoh sesat yang mengalahkan seorang kepala pasukan kerajaan Bowontehu. Sehabis mengalahkan perwira kerajaan itu, si Raja Langit mengembara sambil membuat kekacauan di mana – mana. Sehingga dia di kejar- kejar oleh panglima Kerajaan Bowontehu. Namun sampai sekian tahun belum juga ditemukan. Oleh karena si Raja Langit orangnya sangat licik dan culas.

“Mana pelayan kedai ini. Siapkan aku secangkir kopi!” si Raja Langit berkata keras. Semua orang menoleh ke arah Raja langit.

“Mengapa kalian menatapku! Ayo  keluar semuanya dari kedai ini. Biarkan aku bersama perempuan ini sambil bersenang – senang!” hardik si Raja Langit

“Duuuubbbrrraaaakkk,,,,”

“Enak saja kamu orang tua bau tanah!” seorang pengawal tuan Luthang berdiri menggebrak meja.

Sebelum dia mau berkata lagi, tiba – tiba terlihat sinar hitam keluar dari kepala tengkorak yang dipegang oleh si Raja langit. Pengawal tuan Luthang itu terlempar ke dinding kedai, lalu mati seketika dengan sebuah lubang pada jidatnya. Melihat apa yang terjadi, orang – orang yang ada dalam kedai itu segera keluar berhamburan menyelamatkan diri. Hanya tertinggal seorang pemuda berbaju kuning yang masih duduk menikmati kopinya.

“Pemuda tengik, kamu tidak ikut lari!?” Ho, ho,ho,,,,,”

Pemuda berbaju kuning itu diam tak bergeming. Hanya kelopak  matanya yang bergerak. Tatapannya tertuju di luar kedai. Nampak seorang berpakaian seragam kerajaan. Seorang Panglima kerajaan bersama lima orang prajurit. Lalu dengan suara lantang Panglima itu berkata.

“Sauadara yang berjuluk si Raja langit, saya harap anda keluar dari kedai!”

Si Raja Langit kaget alang kepalang. Ada yang berani menyebutkan dirinya. Dia pun segera keluar dari kedai itu.

“Saudara siapa,,ho,ho,ho,, ternyata Panglima Kerajaan. Sungguh bangga sekali aku ternyata menjadi orang penting. Di cari oleh seorang Jendral, keperluan apakah gerangan mencariku!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun