Mohon tunggu...
Riecki Serpihan Kelana Pianaung
Riecki Serpihan Kelana Pianaung Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

"Hidup hanya berkelana dari sebuah serpihan untuk "menuju" mati" ____________________________________ @rskp http://www.jendelasastra.com/user/riecki-serpihan-kelana-pianaung https://domainxx.blogspot.co.id/ https://www.youtube.com/watch?v=M11_fpnT5_g&list=PL1k1ft1F9CCobi2FMkdqQ6H4PFFWPT--o&index=2 https://www.evernote.com/Home.action#n=c9ce48a1-38c2-4b2b-b731-c340d3352d42&ses=4&sh=2&sds=5&

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Cersil] Pendekar Sakti Lembah Tarsius

3 Juli 2016   22:46 Diperbarui: 3 Juli 2016   23:24 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://hewan langkah Indonesia

Lagu  itu diulang  berkali – kali. Dari suaranya dapat ditebak bahwa pelantun itu adalah suara seorang kakek. Benar.Kakek tua renta berpakaian seperti seorang pengemis, berwarna hitam. Tangannya memegang tongkat hitam berkepala tengkorak Anoa.Bila orang rimba persilatan melihat kakek seperti pengemis ini pasti akan lari tunggang langgang. Kakek ini terkenal dengan julukan Dewa Pengemis dari Akhirat. Sulit untuk mencari lawan yang seimbang.

Tiba – tiba dari arah yang berlawanan terdengar siulan panjang diikuti suara berdeham panjang. Suaranya seperti seorang nenek.

“Sssuuuiiiittt!..Ekkhhheeeemmmm!” “ Keparat tua bangka tak berguna. Hampir bau tanah tak pernah membuahi anak,,  cccuuiiiihhh!”

Nenek itu berpakaian kembang – kembang merah muda. Sungguh nenek ini sangat pesolek. Gayanya seperti seorang gadis. Namun dari balik keriputan wajahnya,masih nampak kecantikannya. Namun siapa sangka kalau nenek ini sungguh sangat kejam, di rimba persilatan. Julukannya Iblis Betina Pesolek.

Dewa Pengemis dari Akhirat dan Iblis Betina Pesolek adalah sepasang suami istri. Nama mereka berdua menjadi momok bagi lawan maupun kawan di kancah persilatan. Mereka terkenal dengan julukan Sepasang Iblis Anoa Hutan Tangkoko. Beberapa tahun silam, nama mereka menggegerkan rimba persilatan oleh sepak terjang mereka  yang sangat dahsyat. Namun beberapa tahun kemudian nama mereka menghilang seakan ditelan bumi. Ternyata mereka berada dan berdiam diri di hutan Tangkoko, lereng gunung Batuangus. tepatnya disebuah Lembah, namanya Lembah Tarsius.

Telinga kedua tokoh yang sudah terlatih dengan sangat sempurnah, samar – samar mendengar suara tangisan anak kecil dari arah selatan. Tanpa hitungan ketiga tubuh kedua tokoh itu seakan lenyap. Seakan seperti berlomba ketika mendengar suara tangisan anak itu. Tubuh keduanya melesap laksana angin.

Di pinggir sebuah tebing curam. Seorang anak lelaki kecil sedang menangis. Tanpa pakaian anak itu menangis. Ternyata di sampingnya tergeletak sesosok mayat perempuan bersimbah darah.. Mungkin ibunya. Tak jauh dari anak itu, dua ekor Anoa sedang berdiri sambil memamah biak. Kedua tanduk kecil hewan itu berlumuran darah. Sehabis menanduk perempuan itu. Tak ayal pun perempuan itu tewas seketika. Perempuan itu bersama anaknya yang masih berusia lima tahun, adalah penduduk dusun Batuangus. Mereka sedang mencari kayu bakaran. Namun tak disangka keduanya tersesat jauh masuk ke dalam hutan Tangkoko itu.

Selang seberapa lama kemudian, tubuh anak itu disambar oleh tangan Iblis Betina Pesolek yang setingkat  diatas lebih tinggi dari Dewa Pengemis dari Akhirat, dalam  ilmu meringankan tubuh.  Iblis Betina Pesolek itu terkekeh – kekeh kegirangan. Dari balik namanya yang menakutkan seperti seorang Iblis, ternyata nenek tua itu mempunyai hati yang lembut juga terhadap anak kecil. Iblis Betina Pesolek itu lalu memeluk erat anak kecil itu, sambil mengusap punggungnya, seakan membujuk anak itu tidak menangis lagi.  Dan benar saja. Anak itu pun lalu terdiam dari tangisannya. Kepalanya rebah di dada Nenek tua itu.

Melihat hal itu, Dewa Pengemis dari Akhirat segera menghampiri mayat perempuan yang tergeletak di atas rerumputan. Telapak tangannya terlihat bergerak menghentak  pada tanah. Tanah itu berlubang sedalam hampir satu meter.  Kakek tua itu yang berjuluk Dewa Pengemis dari Akhirat segera menguburkan mayat perempuan itu. Lalu kepalanya berpaling memandang dua ekor Anoa yang masih berdiri itu. Dari balik matanya keluar sinar keemasan. Kedua hewan Anoa itu terkejut, lalu berlari sekencang mungkin. Namun malang bagi kedua hewan itu. Arah lari kedua hewan itu menuju sebuah jurang yang sangat dalam. Dan akhirnya kedua hewan itu jatuh ke dalam jurang.

Si Iblis Betina Pesolek yang tengah membujuk anak kecil itu dalam pelukannya, berkata.

“Tua bangka, sekarang kita telah mempunyai anak. Ayo kita pulang ke Lembah, mendidik bocah ini.  Dan hentikan lantunan lagumu!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun