“Iya Opa, rencanaku mau titip sama Udin penjual rokok. Biar aman sampai besok pagi.!
“Ah itu hanya perasaanmu nak Reno!” Kakek itu membalas ucapan Reno sambil mengangkat koper dengan entengnya.
“Eh koq Opa bisa ngangkat!”Mataku terbeliak tidak percaya.
“Sudah. Gak usah tanya nak Reno. Dayung kita ada dua. Kamu yang satu. Aku pakai yang ini. Sama – sama kita mendayung biar cepat sampai.
“Opa aku takut,,,,!” Ah…Reno baru ingat. Ternyata Opa ini di pangiil Opa Takut. Karena semasa kecil Reno dan anak – anak sebayanya, jika melihat Opa ini lewat di tempat bermain anak –anak, mereka selalu mengatakan “Opa aku takut!” Dan jawaban Opa ini selalu dengan perkataan. “ jangan takut, Opa tidak menggigit!” Ah, benar.
Barusan saja Reno mau berkata “ Opa aku takut,,,, sebetulnya masih ada lagi sambungan kalimatnya. Tapi Opa langsung memotong.” Jangan takut, Opa tidak menggigit!” Senyum pun terulas dari wajah Reno. Iya,, Opa Takut. Malam itu Reno dan Opa Takut pulang dengan perahu sambil mendayung.
Tak butuh waktu lama untuk tiba di seberang. Pada pasir – pasir yang terhampar di pantai, perahu Reno bersama Opa Takut. Tiba.
“Nak Reno, sebaiknya kamu duluan saja pulang ke rumah!”
“ Lalu Opa mau kemana lagi!”
“Tidak kemana – mana, Opa mau mencuci dulu perahu ini. Dan tolong kamu bawakan koper itu ya,,nanti Opa akan singgah untuk mengambilnya, O, iya..sekalian saja kunci kopernya ini !” sambil menyerahkan kunci koper kapada Reno.
“Baiklah Opa,,jangan terlalu lama ya, Opa. Malam semakin larut dan dingin. Nanti Opa sakit!” jawab Reno sambil menerima kunci koper dari Opa.