Mohon tunggu...
Riecki Serpihan Kelana Pianaung
Riecki Serpihan Kelana Pianaung Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

"Hidup hanya berkelana dari sebuah serpihan untuk "menuju" mati" ____________________________________ @rskp http://www.jendelasastra.com/user/riecki-serpihan-kelana-pianaung https://domainxx.blogspot.co.id/ https://www.youtube.com/watch?v=M11_fpnT5_g&list=PL1k1ft1F9CCobi2FMkdqQ6H4PFFWPT--o&index=2 https://www.evernote.com/Home.action#n=c9ce48a1-38c2-4b2b-b731-c340d3352d42&ses=4&sh=2&sds=5&

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Koper Tua

18 Mei 2016   12:40 Diperbarui: 18 Mei 2016   13:02 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Opa itu sudah meninggal lama, Reno!”

Tersentak Reno dari tempat duduknya. Matanya terbelalak. Bibirnya terbuka menganga.

“Haaa,,,!!”

“ Tapi ini Ibu…koper ini,,,koper dia Ibu,,,!”

“Reno. Opa takut itu sudah pindah dari kampung sini. Dia ikut anaknya di kampung  yang lain . Jauh dari sini.  Namun  tiga tahun kemarin dia meninggal. Ibu sendiri juga ikut melayat bersama warga di sini.!”

Reno menatap koper itu. Kunci koper juga masih di kantungnya. Reno bingung. Tapi kenyataannya dia bersama Opa itu. dan koper inilah saksinya.

“Sudah mandi sana, Reno!”

Dalam kebingungan Reno masuk ke dalam rumahnya sambil menjinjing koper itu. Di letakannya koper itu di kamarnya. Reno pun  langsung mandi.

Reno melupakan semua kejadian semalam bersama Opa Takut. Sebuah kejadian yang aneh. Namun Reno sendiri yang mengalaminya tanpa perasaan takut. Sebab kejadian seperti itu sudah sering terjadi dalam kehidupan. Hal – hal yang tidak masuk dalam alam pikiran bawah sadar kita. Pikir Reno.

Siang itu Reno duduk di depan rumahnya. Sambil melihat gambar bangunan rumah yang sedang dia kerjakan. Dengan modal Ijazah SMK jurusan teknik bangunan Reno bisa memahami. Reno bukan kepala tukang. Dia hanya pembantu saja. Tiba – tiba handphonenya 315-nya berdering. Reno pun mengangkatnya. Dilihatnya nomor baru. Nomor yang belum terprogram dalam kontak hpnya.

“ Hallo, selamat siang!” Reno

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun