"Aku bahagia Tara" kata Mia setelah mereka berdua dalam kamar
"Aku juga sangat bahagia Mi, rumah ini akhirnya ditempati oleh perempuan yang sangat aku cintai" ada getar dalam ucapan Batara. Getar itu adalah kebahagiaan yang sangat dalam. Dia ingat waktu muda, dia berjuang sendiri membenahi rumah ini untuk Mia, namun setelah rumah ini menjadi layak huni dan dia berniat melamar Mia. Namun kenyataannya kecewa yang dia dapat, Mia telah menikah dengan pemuda lain yang menjadi pilihan keluarganya.
"Tara.." lirih Mia memanggil suaminya
"Eh..ya Mi"
"Tara, kamu melamun ya?"
"Hmm nggak Mi "Batara mengelak, "Aku terlalu bahagia, akhirnya kita dipersatukan oleh Tuhan"
"Aku juga bahagia, selama ini aku selalu berdoa agar Tuhan memberikan kesempatan padaku agar aku bisa menjadi istrimu meski hanya sehari" terbata Mia.
"Mia... tidak sehari sayang...kita akan menikmati nafas ini lebih lama lagi" Batara mencoba memberi semangat pada istrinya.
"Aamiin" jawab Mia.
Batara memeluk penuh kasih tubuh istrinya.
***
"Mia.." sentak Batara saat mendapati tubuh Mia tergeletak di samping ranjang mereka berdua. Semalam Batara tidur terlalu nyenyak hingga tidak mendengar istrinya bangun. Diangkatnya tubuh istrinya lalu dibaringkan di ranjang.