Beberapa tahun yang lalu, memang Batara dan Mia menjalin hubungan kekasih, hanya sayang karena keadaan keluarga Mia yang sadang kacau membuat Mia harus pergi dari Batara, lalu menikah dengan lelaki yang dipilih keluarga Mia. Sedang Batara setelah itu merantau, membawa luka yang demikian perih.
Setelah beberapa tahun merantau, akhirnya keluarga Batara memutuskan untuk menjodohkan Batara dengan perempuan lain, ibu Putri.
"Hey kau melamun ya?" Batara mengagetkan Mia yang sedang melamunkan kisah mereka berdua. "Dah makan Mi?" tanya Batara selanjutnya
"Udah"
"Hmmm aku panggil mereka dan kita umumkan lamaran ini ya Mi?" pinta Batara
"Terserah kau saja Tara, aku mencintaimu"Â
"Makasih Mi" Dulu  saat mereka muda dan pacaran, Mia selalu saja mengakhiri ucapannya dengan kata "aku mencintaimu  atau jjangan berhenti mencintaiku" pada Batara, dan kini dia seolah tak sungkan lagi tuk mengulang kata-kata yang dulu selalu dia ucapkan pada Batara.
***
Pernikahan sederhana Mia dan Batara baru saja selesai. Dalam suasana yang skrala dan khidmat mereka berdua mnegucapkan janji setia hingga ajal menjemput. Pernikahan yang hanya dihadiri keluarga dekat dalam suasana yang serba putih itu memang atas permintaan Mia.Â
"Mia, aku antar kamu ke kamar kita ya?" ajak Batara "Kamu harus istirahat dulu sayang"
"Ya... tapi aku pamit dulu sama saudara-saudara ya Tara?"
Batara mendorong kursi roda yang diduduki Mia lalu mengantarnya pada kerumunan saudara-saudara mereka berdua. Setelah berpamitan, Batara mengantar Mia menuju kamar, yang dulu pernah dipersiapkan oleh Batara untuk kekasihnya yang kini menjadi istrinya itu.