Mohon tunggu...
Sayyidah Ilman Nisa
Sayyidah Ilman Nisa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

If there is a will, there is a way

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Simfoni Indah PMM di Ujung Barat Indonesia

18 November 2022   00:35 Diperbarui: 18 November 2022   00:48 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sabang ini, bukan hanya sampah masyarakat yang banyak, sampah dari laur juga banyak. Yang disekiataran tugu noa tadi, itu dilautnya kadang-kadang sampahnya ada yang merek india, Thailand. Sedangkan makanan-makanan tersebut tidak beredar di sabang. Jadi memang polemic smapah itu masih sulit.

Tapi alhamdulillah jika sedikit membangdingkan, memang ini kurang baik. Tapi memang  beliau juga terkejut waktu kemarin beliau berlayar di Ternate, itu, satu kementrian, jadi kegiatan jalur rempah itu di bawa dirgen kebudayaan. Kalau ini (PMM mungkin) di bawah dirjen dikti ristek. Jadi, kegiatan itu mengumpulkan pemuda-pemuda dari seluruh Indonesia untuk napak tilas kejayaan rempah-rempah di masa lampau. 

Dan tujuannya untuk sebagai mendapat pengakuan UNESCO bahwasanya jalur rempah itu memang warisan budaya tak benda yang dimiliki oleh Indonesia. Karena dan kita mempelajari, rempah-rempah in ikan punya nilai dan mengapa kemudia kita juga terjajah. Jadi, kita dijajah karena rempah lho dulu. Mulai dari pala, cengkeh, itu kan mulai dari timur. Karena memang cengkeh dan pal aitu tanaman endemic Indonesia.

Pertanyaan Murodi-Universitas Hamzanwadi Lombok, NTB

            Punya kenalan yang pernah mengikuti jalur rempah , Namanya Riski Nursetyo Nugraha, dari Banten (SENO). Satu kegiatan diJambore nasional generasi hijau 2018 di riau. Jadi, kan tadi kita sudah melaksanakan snorkeling di kampung iboih. Dari perjalanan semejak dari Pelabuhan sabang sampai Pelabuhan iboig, kita lihat sendiri bahwa memang sabang sepanjang lautan memiliki terumbu karang yang bagus. 

Namun Sebagian besar terumbu karang tersebut itu hancur.  Ketika di kampung iboih saat melaksanakan snorkeling, murodi melihat banayak juga terumbu karang yang hancur. Akan tetapi, dia belum ada dia belum menemukan adanya rehabilitasi untuk terumbu karang. 

Mungkin ini di luar keterbatasan pengetahuan saya, karena saya melihat di giriterawangan , di nyipah, di sekitar pantai daerah saya itu melaksanakan pembibitan. Seperti pakai besi (transplantasi terumbu karang). Jadi, saya tidak melihat upaya itu dilakukan di zona snorkeling tadi, apalagi itu sebagai sekat utama untuk wilayah  persnorkelingan.

Yang kedua itu untuk area zona aslinya. Apakah sebenarnya area zona asli itu efektif sementara kebanyakan ikan itu hidup bergerombolan, ketika mereka sudah menimati area itu dengan mudahnya mendapatkan makanan, bukannya tidak mungkin bahwa untuk ikan-ikan lain ikut menikmati area itu ,diberi makan sama perenang, dan melupakan habitat mereka. Bukankah sama saja jatuhnya, atau mungkin bagaimana pendapat abang tentang area zona itu?

Kak Seno dulu ketua batch cengkeh, dan satu batch sm beliau. Mereka satu jalur di jalur makassar, bau-bau, ternate.

  • Upaya-upaya transplantasi terumbu karang. Balik lagi soal zonasi tadi. Jadi karena bukan karena tidak adanya upaya, jadi sudah  pernah dilakukan transplantasi terumbu karang di zona fun snorkeling tadi, tapi karena persoalan karang yang ada saja sudah ikut mati karena mereka feeding fish, jadi ya apalagi di transplantasi, lebih sulit dia untuk hidup apalagi dia waktu kita transplantasi, terumbu karang itu stress, jadi terumbu karang  itu sebenanrnya tidak boleh di sentuh, karena rentan stress selain ikan yang di sentuh. Karena ikan tau titik sensitifnya seperti apa. Jadi, dan dia itu cukup lama untuk tumbuh. Makanya ketika ada kejadian yang di sekitar papua, raja ampat itu, tentangrusaknya terumbu karang karena kapal pesiar, itu sangat disayangkan oleh para konservator karena memang y aitu tidak sebentar, butuh puluhan tahun untuk  tumbuhnya. Karena Setahun paling 2 cm -- 5 cm tumbuhnya. Jadi kalau semisal sebesar ruangan warung itu, berabad-abad mungkin.

Jadi upaya itu dilakukan tapi tidak di titik itu. Nah, sabang in ikan luas. Dan gampung yang luas itu gampung iboih. Dan memang karena ada pulau kecil pulau rubiah itu, jadi aksesnya dekat sehingga lebih mudah dikelola sebagai daya Tarik wisata. 

Sedangkan kknya juga/kita juga punya Kawasan koservasi pesisir pulau weh itu sepnjang pantai yang kita tempat menginap dari sabang fair sampai ke anoi itam, Panjang, kurang lebih 12 hektar.(sekalgius menjawab pertanyaan kedua) jadi, upaya itu dilakukan di titik yang lain di sekeliling sabang, juga di iboih itu di kampung iboih mungkin di sekitaranbalik gunung.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun