Mohon tunggu...
Sayyidah Ilman Nisa
Sayyidah Ilman Nisa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

If there is a will, there is a way

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Simfoni Indah PMM di Ujung Barat Indonesia

18 November 2022   00:35 Diperbarui: 18 November 2022   00:48 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang laki-laki yang sering nyampah itu punting rokok. Puntungnya itu tolong matikan dn kantongi, maskkan kedalam tas kalau memang sering bawa tas. Memang sulit di awal, tapi kalau dibiasakan ini akan nyaman rasanya, cobalah 1 bulan, 2 bulan,  3 bulan, akhirnya kebiasaan. Malu, begitu mau buang sampah.

Berbuat yang terkecil di area pantai sumur 3, beliau perhatikan banyka sekali plastic yang di buang semabrangan. Paling tidak  kita sudah berbuat walaupun kecil. Di kumpulkan sampah2 plastik. Kalau kayu, daun biarkan saja , karena itu merupakan sampah organic yang mudah terurai. Jadi yang Namanya plastic, kaleng apapun itu kita temukan di sekiatarn ini, silakan kita berishkan , kita kummpulkan.

Sampah plastic di cacah, kemudian mereka jual dalam bentuk biji plastic. Mereka kirim ke medan. Jadi pemerinath sabang ini belum ada untuk pengelolaan seperti membuat souvenir dari sampah-sampah biji plastic itu.

QNA Session

Ada yang bertanya,  semisal ada inisiasi Gerakan pemisahan sampah rumah tangga, organic, plastic, dan non-organik?

Dari pemerintah kota sudah meneydiakan . tong-tong sampah yang organic, un-organik, dan sampah bidua (kit acari ke B3). Iniini sudah diinisiasi oleh pemerintah namun kesadaran masyarakat itu masih kecil sekali. Terutama  dari rumah sendiri, rumah tangga. 

Diharapakan kedepannya sudah ada terjadi pemisahan itu. Sehingga bisa dikelola. Contohnya  seperti sampah air cairan atau sampah bekas nasi , kan bisa jadi pupuk itu, jadi pupuk organic. Tapi hari ini, komunitas ini masih sosialisasi kepada masyarakat untuk melakukan pemisahan sampah.

Beberapa kali ke pantai. Dan hari ini kita kan di pantai juga, ...

Jadi masyarakat Sabang itu..dari orang tua kita, memang sabang itu bersih , memang pembersih. Nah sampai ke generasi berikutnya sekarang ini, ini kurang menjaga kebersihan terutama anakanak. Jadi hari ini, kita sosialisasi ke masyarakat dan kebetulan kesadaran masyarakat juga lumayan untuk menjaga kebersihan. Program pemerintah juga  intens untuk keberihsan. Jadi saat ini ada sekitar 80an pekerja kebersihan di sabang ini yang disebar dari kilometer 0 sampai ke kota itu di bayar perbulan oleh pemko untuk menjaga / membersihkan sampah. 

Jadi memang memang pemerinath kota sabang itu care, kita juga dari komunitas hijau terawah pernah diberikan kepercayaan di tahun 2017 untuk menangani kebersihan stel sabang. Jadi 2017 itu ada sell dan diberi kepercayaan untuk mengurusi kebersihan. Alhamdulillah kita di nilai berhasil. Di 2018 kita diberi kepercayaan lagi untuk menangani kebersihan di kota sabang ini. Dan manajemennya kita diberi pekerja sekitar 80 ornag untuk menangani manajemen keberishan di kota sabang. Jadi , memang pihak pemko sangat perduli dengan keberishan. Kenapa? Karena sabang ini adalah kota pariwisata, seperti itu.

Semoga bisa Kembali lagi dan bisa belajar bagaimana memanajemen sampah di kota sabang .

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun