Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hiks, Ternyata...

19 September 2020   13:46 Diperbarui: 19 September 2020   13:51 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana kami bisa semakin dekat? Entah mengapa sejak Dika mengechatku malam itu, ia sering mengajakku makan bareng, belajar bareng, dan lain-lain. Kadang, ia bahkan suka mengeluarkan kata-kata bucin ketika mengechatku.

Seperti saat ini, aku sedang diatas motor bersama Dika. Baru saja pulang sehabis menonton di Bioskop. Dika menghentikan motornya didepan restoran ternama di Kota Jakarta.

"Zah, Lo baru pertama kali kesini kan?" Ucap Dika sambil membuka helm-ku. Aku mengangguk pelan, Dika selalu berhasil membuatku salah tingkah didepannya.

Kami melangkah masuk kedalam restoran. Dika mengajakku duduk di kursi paling pojok dekat dengan ruangan outdoor.

"Mau pesan apa?" Ucap pelayan restoran
"Lo mau pesan apa zah?" Dika bertanya sambil melihat menu

Aku menunjuk gambar Nasi Goreng Spesial. Dika juga memesan Nasi goreng spesial. Lalu kami memilih minuman.

"Tunggu 10 menit ya mas dan mbak." Ucap sang Pelayan.

Aku memperhatikan sekitar. Disebelah meja kami, terdapat pasangan suami istri yang walau sudah tua namun tetap mesra. Didepan kami, terdapat keluarga yang anaknya sangat banyak. Dan dipojok sebelah kanan sana, ada seorang pemuda yang duduk sendiri ntah memikirkan apa.

"Zah, Lo tau ga kenapa gue ngajak lo kesini?" Dika menatapku dengan lembut.
"Nggak, memang kenapa?"
"Karna gue laper."

Rasanya ingin sekali aku menjitak kepala Dika sekarang juga. Akan tetapi urung karna malu dilihat orang banyak. Dika tertawa lebar.

"Zah" panggil Dika, kali ini tatapannya terlihat serius.
"Apa?"
"Manggil doang." Ucap Dika dengan wajah tak berdosa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun