Bagaimana kami bisa semakin dekat? Entah mengapa sejak Dika mengechatku malam itu, ia sering mengajakku makan bareng, belajar bareng, dan lain-lain. Kadang, ia bahkan suka mengeluarkan kata-kata bucin ketika mengechatku.
Seperti saat ini, aku sedang diatas motor bersama Dika. Baru saja pulang sehabis menonton di Bioskop. Dika menghentikan motornya didepan restoran ternama di Kota Jakarta.
"Zah, Lo baru pertama kali kesini kan?" Ucap Dika sambil membuka helm-ku. Aku mengangguk pelan, Dika selalu berhasil membuatku salah tingkah didepannya.
Kami melangkah masuk kedalam restoran. Dika mengajakku duduk di kursi paling pojok dekat dengan ruangan outdoor.
"Mau pesan apa?" Ucap pelayan restoran
"Lo mau pesan apa zah?" Dika bertanya sambil melihat menu
Aku menunjuk gambar Nasi Goreng Spesial. Dika juga memesan Nasi goreng spesial. Lalu kami memilih minuman.
"Tunggu 10 menit ya mas dan mbak." Ucap sang Pelayan.
Aku memperhatikan sekitar. Disebelah meja kami, terdapat pasangan suami istri yang walau sudah tua namun tetap mesra. Didepan kami, terdapat keluarga yang anaknya sangat banyak. Dan dipojok sebelah kanan sana, ada seorang pemuda yang duduk sendiri ntah memikirkan apa.
"Zah, Lo tau ga kenapa gue ngajak lo kesini?" Dika menatapku dengan lembut.
"Nggak, memang kenapa?"
"Karna gue laper."
Rasanya ingin sekali aku menjitak kepala Dika sekarang juga. Akan tetapi urung karna malu dilihat orang banyak. Dika tertawa lebar.
"Zah" panggil Dika, kali ini tatapannya terlihat serius.
"Apa?"
"Manggil doang." Ucap Dika dengan wajah tak berdosa.