"kebetulan gue mau ke kantin, Lo mau ikut makan bareng temen-temen gue?" Ucap Dika sambil tersenyum ramah.
"Eh iya gue ikut." Ucap Nisa sok asik. Nisa lagi-lagi menarik tanganku dan mengajakku untuk ikut.
"Gue gamau ikut." Ucapku memelas.
"Kenapa? Lo cemburu?" Nisa berkata sinis.
"Iya gue ikut." Aku mendengus kesal, daripada aku terus dituduh cemburu oleh Nisa, lebih baik aku ikut.
Dika berjalan didepan, sedangkan Nisa dibelakangnya. Aku tersenyum melihat wajah Nisa yang terlihat kikuk, alias tak tenang. Aku tertawa, katanya sudah dekat tapi kok ngobrol aja nggak.
Kami telah tiba di Kantin. Kantin sudah ramai dikerumuni para Siswa dan guru-guru. Makanan dan minumannya beragam, bahkan ada kopi Janji Jiwa di SMA ini.
Teman-teman dika sudah menunggu sejak tadi diujung kantin. Disana terdapat 3 meja dan kursi panjang. Tanpa banyak basa basi, Dika langsung mengajak kami untuk bergabung dengan teman-temannya.
15 menit berlalu tanpa terasa, bell masuk berbunyi. Aku terkekeh melihat muka Nisa yang sejak tadi hanya diam mendengan obrolan Dika dan teman-temannya. Dekat? Dekat darimana kalau ngobrol saja tidak.
"Ayo zah kita ke kelas."
Nisa terlihat tidak bersemangat, Ia sejak tadi tidak diajak ngobrol oleh Dika. Malah, aku yang diajak ngobrol olehnya. Muka Nisa terlihat masam melihatku.
***
Seminggu setelah kejadian di kantin. Nisa tak pernah lagi semangat membahas Dika. Ia lebih sering diam dikelas. Mengobrol denganku? Dia sepertinya masih kesal denganku akibat kejadian seminggu yang lalu. Apalagi dia tau bahwa aku dan Dika sudah semakin dekat.