Kami mengobrol sambil menghabiskan makanan ringan. Mulai dari obrolan ringan, tentang teman, kucingnya, dan lain-lain. Hingga ia tiba-tiba mengambil hp-nya dan menunjukkan sebuah gambar kepadaku.
"Menurut lo dia cakep ga zah?"
Dika memberikan HP-nya kepadaku. Aku melihat gambar seorang perempuan yang sedang berpose ria didepan gedung tertinggi di Malaysia. Dia adalah Dina.
"lo suka sama Dina?" Ucapku sedikit bergetar, entah kenapa hatiku sekarang sudah seperti ditusuk oleh ribuan paku.
Dika menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Aku.. Aku masih tidak percaya dengan apa yang dikatakannya. Aku berusaha meneguhkan hati, mungkin Dika sedang bercanda.
"Kenapa?" Ucapku
"Memangnya cinta butuh alasan?" Ucap Dika sambil menatapku heran. Ia mungkin heran melihat wajahku yang tiba-tiba berubah suram
"Lo cemburu ya?" Ucap dika yang kali ini terdengar serius.
"Nggak kok." Ucapku berusaha tersenyum walau hatiku kini sudah hancur berlebur ditikam realita.
"Maaf Zah, Gue gamau persahabatan kita jadi hancur gara-gara ada rasa. Gue gamau kalo lo suka sama gue. Kita cukup jadi temen aja." Ucap Dika menatap wajahku lekat.
Aku tak bisa menahan bendungan air dimataku. Air mataku terjatuh tanpa bisa dihentikan. Aku tak menyangka bahwa selama ini Dika hanya menganggapku teman dekat. Tidak lebih tidak kurang.
"jadi selama ini lo nganggep gue cuman sahabat? Makan bareng, Nonton bareng, dan lain-lain itu apa?" Ucapku yang tak mampu menahan tangis.
"Iya." Ucap Dika yang kemudian mengambil tisu dan mengelap air mata diwajahku. Aku menepis tangannya, dan segera lari menuju keluar. Untungnya didepan sana ada ojek. Aku langsung naik dan menyebutkan tujuanku tanpa banyak basa basi.