"Suka-suka gue dong. Lo cemburu ya gue sama Dika?" ucap Nisa menyindirku.
"Enak aja, mending gue sama taehyung daripada sama si Dika tukang baperin anak orang." Ucapku tak terima.
"Oh jadinya Zahra beneran cemburu."
"Cemburu."
"cie ada yang cemburu nih."
Omongan Nisa semakin menjadi-jadi. Kekesalanku sudah memuncak, aku langsung melempar buku yang ada disebelahku kearah Nisa. Ia langsung menjadikan bantal sebagai tamengnya.
"Kalian ada apa si ribut-ribut." Mamahnya nisa menyahut dibalik pintu. Ia membawa 2 Kotak Pizza Hut porsi sedang. Aku menelan ludah, enak sekali makanan yang dibawa mamahnya Nisa.
"Ini mah, si Zahra cemburu ngeliat aku chatan sama Dika."
"Nggak mah, Nisa bohong."
"Lo yang bohong."
"Lo kali."
"Lo."
Mamah Nisa yang melihat kami bertengkar hanya menggeleng-gelengkan kepala. Anak remaja zaman sekarang hidupnya memang tidak pernah jauh dari kata cinta. Ucapnya dalam hati
"Aku pulang dulu ya tante. Nis, gue balik ya."
Daripada aku terus berdebat seperti ini, lebih baik aku pulang. Aku langsung pamit ke mamahnya Nisa dan langsung lari menuju keluar.
"Cie ada yang ngambek dan cemburu. Cieee." Teriakan Nisa cukup keras dan membuat tetangga sebelah bangun dari tidur siangnya.
Aku mendengus kesal, kenapa Nisa jadi aneh begini. Hanya karna Dika peduli bukan berarti Dika suka kepadanya. Apa kata Nisa tadi? Cemburu? Hush aku tidak akan suka kepada cowok yang suka ngebaperin anak orang.
***