Mohon tunggu...
sasanti ningtyas
sasanti ningtyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi '22

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Demokrasi di Tengah Gelombang Post-Truth

22 Juni 2024   15:42 Diperbarui: 22 Juni 2024   15:42 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertumbuhan teknologi informasi dan media sosial telah mengubah lanskap politik secara global. Di Indonesia, seperti di banyak negara lain, perkembangan teknologi telah memainkan peran penting dalam membentuk cara masyarakat berinteraksi dengan politik dan pemerintahannya. Seiring dengan pesatnya internet dan pertumbuhan pengguna media sosial, masyarakat Indonesia memiliki akses yang lebih besar daripada sebelumnya terhadap informasi politik dan keterlibatan dalam diskusi publik.

Perkembangan ini membawa tantangan dan peluang baru bagi demokrasi di Indonesia. Di satu sisi, media sosial memungkinkan partisipasi politik yang lebih luas dengan memberikan platform bagi warga untuk berbagi pendapat mereka, menyuarakan aspirasi, dan berorganisasi untuk tujuan politik tertentu. Dengan kata lain, media sosial dapat memperkuat demokrasi dengan memperluas ruang publik dan meningkatkan aksesibilitas politik.

Namun, di sisi lain, media sosial juga membawa risiko terhadap proses demokrasi. Penyebaran informasi yang tidak akurat dapat dengan mudah menjadi viral, memengaruhi opini publik, dan mempengaruhi hasil pemilihan umum. Fenomena ini telah menjadi semakin meresahkan di tengah gelombang post-truth, di mana kebenaran tidak lagi menjadi prioritas dalam debat politik, dan emosi dan keyakinan pribadi seringkali lebih memengaruhi opini publik daripada fakta objektif.

Indonesia masih dihadapkan pada tantangan dalam membangun lembaga-lembaga demokratis yang kuat dan transparan, serta memperkuat perlindungan terhadap kebebasan berbicara dan hak asasi manusia. Era post-truth, di mana informasi yang tidak selalu benar disebarkan dengan cepat melalui internet dan media sosial, telah memengaruhi cara orang berpikir tentang politik. Ini bisa berarti bahwa orang percaya pada informasi yang mungkin tidak benar atau tidak lengkap. Terkadang, informasi tersebut didesain untuk memengaruhi pendapat publik atau membuat satu sisi terlihat lebih baik daripada yang lain. Ini bisa terjadi selama kampanye pemilihan umum, ketika kandidat atau partai politik menggunakan informasi yang mungkin tidak benar untuk mendapatkan dukungan.

Pemerintah Indonesia telah berusaha untuk mengatasi masalah ini dengan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang cara mengenali informasi yang mungkin tidak benar. Namun, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa demokrasi di Indonesia tetap sehat dan berfungsi dengan baik di era post-truth ini.

1.2  Pertanyaan Penulisan

Terdapat pertanyaan mengenai demokrasi di tengah gelombang post truth sebagai berikut :

1. Bagaimana gelombang post truth bisa mempengaruhi sistem demokrasi di Indonesia?

2. Apa penyebab terjadinya post truth dalam sistem demokrasi?

3. Bagaimana demokrasi bisa bertahan di tengah gelombang post-truth?

1.3 Tujuan Penulisan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun