Â
Sampai akhirnya terdengar celetukan yang membuat aku sakit hati. "Untuk apa kuliah? Bapak lo tuh miskin, gak mungkin bisa kuliahin lo!"
Â
Perkataan itu terucap dari seorang Kepala Sekolah di tempat aku bersekolah, ketika aku sedang meminta surat rekomendasi untuk mengikuti SMPTN. Karena Kepsek yang tidak memberikan surat rekomendasi, aku sampai terlambat mengikuti seleksinya.
Â
Kenyataan membangunkanku. Saat UAS, Ayahku belum melunasi tunggakan, sehingga aku tidak bisa mendapatkan kartu ujianku. Namun, dengan wajah yang sumringah, Ayah datang membawakanku kartu ujian, di saat-saat terakhir menjelang ujian berlangsung.
Â
Betapa bahagianya aku, karena aku menyadari walaupun Ayah tidak bisa untuk memenuhi semua keperluanku, setidaknya Ayah memiliki usaha untuk membuatku setara seperti lainnya.
Â
Walaupun Ijazah SMK-ku belum tertebus, aku kini sudah lulus S1 Teknik Informatika, dengan uang hasil jerih payah sendiri.Â
Â