Â
Perkataan itu yang sampai kini kupegang teguh, karena pendidikan Ayah yang keras dan tegas.
Â
Kendati demikian, aku berusaha untuk tidak melanggar dari apa yang sudah Ayahku perintahkan padaku. Sebagaimana kita tahu, orang tua adalah kunci surga  untuk kita.
Â
Ayahku adalah pekerja honorer di sebuah sekolah swasta di sebuah daerah. Gajinya hanya sekitar 700.000 per bulannya. Belum lagi potongan cicilan dan lain sebagainya, membuatnya tidak bisa memberikan nafkah yang utuh bagi keluarganya. Karena hal itu juga, Ibuku sampai harus bekerja membantu perekonomian keluargaku.
Â
Aku yang masih labil kala itu berpikir, "Kenapa Ibu mau menikah dengan Ayah yang serba kekurangan? Padahal mungkin di luar sana, banyak sekali lelaki yang menginginkan Ibu, untuk menjadikannya sebagai istrinya."
Â
Namun aku segera tersadar. Jika mereka tidak mengikat pernikahan bersama, tidak akan terlahir diriku di dunia ini.Â
Â