“Cordon, Islam tidak mengenal dan manganjurkan yang namanya Pacaran. Cinta dalam Islam adalah pernikahan, lalu jalan menuju kepadanya adalah ta’aruf. Dan Aku masih patuh pada aturan itu. Mohon maaf Cordon, perbaiki dulu niatmu. Bukankah kita masih terlalu muda untuk memikirkan hal tersebut. Berteman saja, niscaya itu lebih mendatangkan manfaat untuk kita. Ngga apa-apa kan?!” Kali ini lutut ini terasa lemas, mata pun berkunang-kunang rasanya mendengar jawabannya itu. Tapi Gue mencoba tetap kece dan tenang didepan temen-temen yang masih pada mengerubuti Gue dan Mikha.
“Iya Mikha, aku ngerti kok. Memang Aku yang salah, sudah lancang berbuat seperti ini.”
“Sama sekali ngga ada yang salah Cordon, seharusnya Kamu bersyukur, mungkin ini cara Allah menegurmu untuk memperbaiki diri lagi dan lagi, lebih mendekatkan diri kepada Allah, menambal amal ibadah yang masih berlubang.”
Meskipun terasa sesak didada, Gue cukup paham dengan penjelasan yang diberikan Mikha.
“Iya Mikha, terima kasih. Kita masih bisa berteman kan?!”
“Iya, tentu.. Aku akan selalu menjadi teman untuk Kamu!”
“Terima kasih..” Gue tertunduk antara malu dan lega, ditengah riuh sorak sorai temen-temen seisi kantin.
*****
Emaaaaakkkkk……
Hantu itu datang lagi, Cordon takuuttt Maaak…
Cordon Ngga mau Jatuh Cinta lagi…
Cordon Mau Kawin Ajaaaaa….
-Nah Loch!!!- :D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H