“Tadi Kamu bilang apa, Omegot? Apa itu?” Tanya Mikha keheranan
“Omegot Mikha… itu plesetan dari kata Oh My God.” Gue sedikit memberi penjelasan.
“Cordon, Kamu Muslim kan?” Mikha pasang muka serius
“Tentu saja Mikha, sejak lahir sampai detik ini, Alhamdulillah Aku masih Muslim!” Gue mulai bingung apa maksud dari pertanyaan Mikha.
“Cordon,.. jangan lagi mengucap Omegot, karena Tuhan kita bukan si Megot. Tuhan kita Allah Subhanahuwata’ala, Tuhan semesta alam. Biasakan mengucap kalimat-kalimat Thoyyibah setiap menghadapi berbagai peristiwa dalam hidup kamu.” Makjleb… Ucapannya sedikit, tapi cukup menohok di hati Gue, wajah Gue seketika merah padam, bukan tersipu layaknya anak perawan yang sedang jatuh cinta. Gue malu sama tingkah Gue sendiri, bagaimana mungkin dihadapan Gadis yang selama ini Gue idam-idamkan, Gue malah menjatuhkan harga diri Gue sendiri. Tapi, perasaan itu segera Gue tepis. Masya Allah… bukan hanya cantik raganya saja, Dia juga cantik akhlaknya.
“Kalimat Thoyyibah? Seperti apa itu Mikha?” kali ini Gue mencoba bertanya lebih jauh.
“Kalimat Thoyyibah itu kalimat-kalimat baik yang dianjurkan oleh Allah. Diantaranya, Bismillahirohmanirrohiim… ketika kita hendak memulai suatu pekerjaan. Alhamdulillah… ketika kita merasakan nikmat atau selesai melaksanakan sesuatu. Masha Allah… ketika kita kagum terhadap sesuatu. Subhanallah… ketika ada sesuatu yang mengejutkan. Astaghfirullahaldzim… ketika terjadi suatu kesalahan. Dan masih banyak lagi kalimat lainnya.” Penjelasannya kali ini semakin membuat Gue terkagum-kagum padanya.
“Oh gitu ya, terima kasih banyak ya Mikha sudah mengingatkan”
“Ya sama-sama. Aku permisi dulu mau ke kelas!” Gadis cantik berhijab itu berlalu dihadapan Gue.
*****
Seminggu telah berlalu sejak kejadian itu, dan itu benar-benar membuat Gue banyak berubah, Gue yang serampangan dan suka berucap sesuka hati, perlahan Gue perbaiki. Dia mengetuk hidup Gue, tepat di hati Gue. Semakin hari, rasa kagum Gue padanya semakin memuncak, ingin segera Gue ungkapkan.
Siang itu, tepat jam istirahat sekolah. Gue coba menghampiri Mikha yang sedang menikmati makan siangnya dikantin.
“Assalamu’alaikum Mikha…” Gue mengucap salam dan membuka obrolan, diiringi kata cieee… cieee… bertebaran dikantin sekolah, karena memang saat itu kantin sekolah sedang ramai pengunjung.
“Awas, modus dia Mikha!” Suara itu.. sepertinya Gue kenal.