Mohon tunggu...
Sang Shafa
Sang Shafa Mohon Tunggu... -

Just another kompasiana user.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Chicken Cordon Bleu

23 September 2015   13:53 Diperbarui: 23 September 2015   14:11 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Wa’alaikumsalam… eh dasar bocah ya, ditanya malah kabur!” sahut Bapak agak sedikit ngedumel.

*****


Hujan seakan menahan langkah kaki gadis remaja manis berhijab itu untuk segera beranjak dari tempat tidur dan pergi ke Sekolah,

“Arrgghh. Kenapa rasa malas ini menggelayutiku. Kalau saja hari ini aku tidak harus mengumpulkan tugas, enggan sekali rasanya menerobos rintik hujan dan bermanja-manja dengan awan mendung yang menggantung. Bantal dan selimut ini lebih menggodaku.”

“Ooppsss... Astaghfirullahaladzim… kenapa aku biarkan setan menguasai pikiranku dan menggodaku dengan rasa malas.” Pikirnya sembari bergegas beranjak dari tempat tidurnya.

Dibuka jendela kamar yang menghalangi pandangannya untuk menikmati keindahan pagi. Hening malam, pekat dan gulitanya telah lebur bersama embun pagi yang sesaat lagi segera hilang tertelan matahari, kicau burung bersahutan bersama rintik gerimis yang belum juga bosan menghampiri bumi, aduhai… melengkapi keindahan pagi, sejenak Dia menatap kosong keluar jendela, kemudian bergegas mandi untuk pergi ke sekolah.

Disusurinya lorong-lorong kelas pagi itu, hening. Kedua bola matanya melirik sejenak kearah tiga buah jarum jam yang ada pada jam tangannya. Pukul 06.15 masih terlalu pagi rupanya, pantas saja sudut-sudut sekolah masih terasa sepi.

Bruaakkk…
Gadis itu menabrak sesuatu dihadapannya, berserakan dilantai buku-buku yang semula berada digenggamannya, dialihkan pandanganya kearah sesuatu yang ditabraknya, Nampak sosok Pria tinggi dengan kulit sawo matang dan berkaca mata, manis. Demikian deskripsi gadis itu tentang sosok yang ditabraknya, wajahnya nampak familiar, karena yang ditabraknya adalah Gue Chicken Cordon Bleu, ha ha ha. Dan gadis itu adalah Mikha, anak kedelai yang saya rawat seperti anak saya sendiri, eh bukan, hehe. Dia ini gadis berhijab yang sudah lama bikin jantung Gue Dag Dig Dug Serrr…

“Hati-hati jalannya.” Ucap Gue dengan jurus Dua Dua Tujuh di bibir Gue, Dua Sentimeter garis bibir ke kiri, Dua Sentimeter garis bibir kearah kanan, dan pertahankan selama Tujuh Detik, -senyum-. Dia membalas dengan perlakuan yang sama, alamak… semakin membuat Gue Dag Dig Dug.
Kemudian Gue lancarkan jurus berikutnya, berharap bisa seperti iklan-iklan parfum di Tipi. Satu persatu bukunya yang berserakan dilantai Gue punguti, lalu Gue berikan buku-buku itu, hembusan nafas Gue tetiba terasa berat, jantung Gue seakan berpacu semakin kencang, Doomm Ratatata…. Seperti tetabuhan gendang Film India, Sedikit lebay tapi ngga apa-apa, namanya juga fiksi. He he he.

“Omegot… Kamu ngga apa-apa kan?” Asli ini pertanyaan basi banget, tapi Gue harus tetep nanya gitu, berharap ada bahan untuk obrolan selanjutnya.

“Eh, Cordon… Ngga apa-apa kok!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun